Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polsek Koja Tetapkan Dua Tersangka Kasus Pemalsuan Kartu BPJS di Koja

Kompas.com - 10/08/2016, 18:33 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor Koja, Jakarta Utara telah menetapkan dua tersangka dalam kasus pemalsuan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang beredar di Koja, Jakarta Utara.

Kapolsek Koja Kompol Supriyanto mengatakan, tersangka tersebut adalah DF dan I. DF diketahui merupakan oknum mantan Ketua RT setempat dan saat ini telah diamankan oleh pihak kepolisian.

Sedangkan I saat ini masih dalam pengejaran. Dari keterangan DF, kata Supriyanto, DF dan I memang sengaja memalsukan kartu BPJS sebagai cara instan untuk mendapatkan uang.

DF dan I berkenalan di salah satu tempat di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dari perkenalan itu, DF dan I memutuskan bekerjasama untuk memalsukan kartu BPJS milik warga.

"Mereka pengen cepat (dapat uang), tapi enggak tahu bahaya," ujar Supriyanto kepada Kompas.com di Jakarta Utara, Rabu (10/8/2016).

Penangkapan DF karena adanya laporan dari sejumlah warga yang menjadi korban DF. Supriyanto mengatakan, para korban sebelumnya takut untuk melaporkan kasus itu ke kepolisian karena terintimidasi dengan DF yang memiliki banyak teman di daerah itu.

Korban-korban DF masih berada di lingkungan tetangganya. Mengetahui ketakutan dari para korban, pihak kepolisian segera mendatangi satu per satu kediaman korban.

Barulah saat itu para korban melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian. Dari tujuh kepala keluarga (KK) yang menjadi korban DF, Supriyanto mengatakan ada dua KK yang telah melaporkan kasus penipuan itu.

"Awal mulanya mereka takut, katanya banyak preman-preman teman-temanya DF. Makanya kami jemput bola dengan mendatangi mereka satu persatu," ujar Supriyanto.

Saat ini, pihak kepolisian masih terus mengumpulkan saksi dan alat bukti dari kasus tersebut. Terungkapnya kasus kartu BPJS palsu di Koja bermula dari laporan salah satu warga yang mengaku tidak bisa menggunakan kartu BPJS nya.

Saat dicek ternyata kartu BPJS milik warga itu tidak terdaftar sebagai peserta BPJS alias palsu. Setelah ditelusuri, diketahui kalau DF merupakan oknum yang membuat BPJS itu. Salah satu korban mengaku memberikan uang sebesar Rp 80.000 kepada DF. (Baca: Ini Pengakuan Pembuat Kartu BPJS Palsu kepada Lurah Koja)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com