Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: BPJS Palsu Ada karena Budaya Sogok di Masyarakat

Kompas.com - 05/08/2016, 10:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, adanya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan palsu tak lepas dari budaya sogok yang berkembang di masyarakat.

Dalam kasus BPJS Kesehatan palsu, Ahok (sapaan Basuki) meyakini kasus itu bermula karena ada masyarakat yang menganggap perlu Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk mendapatkan kartu tersebut.

"Masyarakat saja yang kebiasaan ditipu, kebiasaan nyogok lewat oknum. Dulu SKTM itu kan mesti nyogok. Di situlah calo nawarin kartu Jamkesda, dijual," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (5/8/2016).

Ahok menyatakan, saat ini layanan kesehatan sudah diberikan gratis. Khusus di wilayah DKI Jakarta, ia menegaskan masyarakat tidak mampu yang belum memiliki kartu BPJS Kesehatan bisa datang ke Puskesmas atau RSUD terdekat untuk mengajukan pembuatan kartu tersebut.

Jika keberatan membayarkan iuran, ia menyatakan Pemerintah Provinsi DKI siap untuk membantu.

"Jadi untuk apa nyogok? Sekarang kan enggak perlu. Nah ini sebagian orang kan enggak ngerti. Ngapain lu bayar buat dapat BPJS," ujar Ahok.

Kartu BPJS Kesehatan palsu di Jakarta pertama kali ditemukan di Puskesmas Koja, Jakarta Utara. Pelaku pemalsuan diduga adalah mantan ketua RT setempat. Pelaku juga disebut sebagai calo dalam pembuatan BPJS.

Ada tujuh kepala keluarga (KK) di Koja yang ditipu pelaku. Untuk pembuatan kartu BPJS, pelaku meminta bayaran sebesar Rp 80.000 per warga.

Menurut Ahok, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah membangun sistem untuk mendeteksi BPJS Kesehatan. Sistem itu dibangun di tiap puskesmas dan RSUD di Ibu Kota sehingga asli tidaknya kartu BPJS Kesehatan mudah diketahui.

"Gampang karena semua pakai tap. Kamu kalau pakai yang palsu ditempelin langsung tolak, begitu tolak ya ketauan palsu. Terus dicek dapat dari siapa, ya tinggal pidana," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com