Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Tak Pilih Ahok Warnai Lebaran Betawi 2016

Kompas.com - 14/08/2016, 13:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajakan untuk tidak lagi memilih Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mewarnai acara Lebaran Betawi 2016 di Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2016).

Situasi itu terjadi saat Ketua Umum Forum Betawi Rempug Lutfi Hakim menyampaikan kata sambutannya. Lutfi mengawali sambutannya dengan ungkapan kekecewaan atas ketidakhadiran Ahok, sapaan Basuki, dalam acara tahunan itu.

"Tadinya saya mau ngomong tiga jam, tapi karena enggak ada Ahok, tiga menit ajalah," ujar Lutfi.

Melanjutkan sambutannya, Lutfi kemudian menceritakan jasa masyarakat Betawi dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia dan Kota Jakarta. Ia menyebut digelarnya Sumpah Pemuda hingga Proklamasi Kemerdekaan yang digelar di Jakarta tidak lepas dari jasa masyarakat Betawi.

(Baca: Tak Hadiri Lebaran Betawi Tahun Ini, Ahok ke Mana?)

"Jangan dikira Jong Ambon Jong Java datang, ayo kumpul terus Sumpah Pemuda. Tidak mungkin begitu. Ada yang memfasilitas. Ada yang ngasih minum, ngasih makan, gelarin karpet,  Dan itu siapa? Orang Betawi!" kata Lutfi.

"Lalu yang mem-back up Soekarno untuk memproklamirkan kemerdekaan, siapa? Apa orang jauh-jauh? Ternyata adalah orang Betawi di bawah pimpinan Kiai Nur Ali. Dari bedug Subuh udah nongkrong di Lapangan Ikada. Tidak takut dengan yang namanya bedil dan segala macam. Untuk menunjukkan bahwa kecintaan kepada bangsa dan negara ini," tutur Lutfi.

Setelah itu, Lutfi menceritakan kesuksesan pembangunan di Jakarta era Gubernur Ali Sadikin yang disebutnya tak lepas dari kerelaan masyarakat Betawi melepas kepemilikan tanah-tanahnya tanpa ganti rugi.

"Buat proyek MHT jalan-jalan di kampung-kampung itu apa diganti? Kagak. Karena begitu cintanya kita pada Jakarta. Lalu kenapa kita tidak dianggap padahal itu investasi kita. Sekarang seenaknya main-main gusur," kata Lutfi.

(Baca: Ketua MPR: Isu SARA Tak Laku di Jakarta)

Pembahasan Lutfi kemudian mulai mengarah ke anjuran umat Islam untuk tidak memilih orang yang tidak seagama sebagai pemimpin. Ia kemudian membandingkannya dengan perlawanan Kiai Nur Ali kepada Belanda.

"Kenapa sih Kiai Nur Ali harus perang melawan penjajah Belanda. Padahal, Belanda membangun juga, enggak? Bangun. Bangun jalan, bangun stasiun kereta. Tapi kenapa harus melawan? Karena persoalan harga diri dan perintah Tuhan," ujar dia.

Ia kemudian mencontohkan penggusuran yang dilakukan pemerintahan Ahok terhadap permukiman warga di Kampung Pulo, Jakarta Timur, dan Pasar Ikan, Jakarta Utara, yang dinilainya tidak menghargai umat Islam. Sikap Ahok itu dinilai Lutfi adalah perbuatan yang zalim dan pantas untuk diperangi.

(Baca: Keberagaman di Lebaran Betawi)

Di pengujung sambutannya, Lutfi mengajak warga Betawi untuk tidak memilih Ahok pada Pilkada 2017 mendatang. Selain itu, ia menyampaikan harapan agar ada partai politik yang mau mengusung tokoh Betawi sebagai calon gubernur.

"Makanya kita sepakatlah orang Betawi saatnya bangkit. Mudah-mudahan 2017 gubernurnya orang Betawi. Paling enggak ada perwakilan Betawinya," ucap Lutfi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com