Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Benarkan Pria yang Diamankan Saat Upacara di Istana Negara adalah Anggota Kehormatan Brimob

Kompas.com - 17/08/2016, 20:40 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berseragam polisi yang sempat diamankan saat mengikuti upacara perayaan hari kemerdekaan di Istana Negara, Rabu (17/8/2016), kini dipulangkan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, pria itu hanya diberi pengarahan dan teguran agar tidak lagi menggunakan seragam tersebut.

"Ia tidak punya niatan (tindak kejahatan), tadi pagi sudah dipulangkan. Sementara kami ingatkan," ujar Awi.

(Baca juga: Pria Berseragam Polisi Dicokok Saat Jokowi Turun dari Panggung Istana)

Pria yang diketahui bernama Luhut L Panjaitan, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini mengaku sebagai warga kehormatan Brimob.

Saat diperiksa, kata Awi, pria itu menunjukkan bukti kartu kehormatan dari Brimob. Menurut Awi, kartu itu memang kartu asli anggota kehormatan Brimob.

"Yang bersangkutan kami lakukan pemeriksaan di Polda, dia tunjukkan kartu anggota kehormatan Brimob. Kartunya memang benar (asli)," ujar Awi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/8/2016).

Awi mengatakan, alasan Luhut datang menggunakan seragam karena merasa diizinkan memakai seragam tersebut sebagai anggota kehormatan Brimob.

Seragam yang dipakai Luhut itu merupakan seragam saat dirinya dilantik sebagai anggota kehormatan.

"Dia memang anggota kerhormatan Brimob, tapi yang jadi masalah pemakaian seragam. Seharusnya tidak boleh pakai baju itu, kalau namanya tanda kehormatan ya waktu dikasih tanda kehormatan saja dipakai, tapi lihat dikasih pangkat, pin, harusnya setelah acara pemberian (tanda) itu selesai enggak boleh dipakai lagi," ujar Awi.

Pagi tadi, saat upacara kemerdekaan di Istana Negara, anggota Kepolisian mengamankan pria berpakaian seragam lengkap dengan pangkat dan sejumlah lencana yang dipasang pada seragamnya.

Pria itu ditangkap sesaat setelah Presiden Joko Widodo turun dari pangung Istana Merdeka untuk menyalami satu per satu tamu undangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com