Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Pluit: Tak Masalah Ada Iuran RT/RW asal Manfaatnya Dirasakan Warga

Kompas.com - 06/09/2016, 21:30 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pluit Yoel Sibarani menyampaikan, kenaikan iuran yang ditarik pengurus RT/RW dari warga di wilayah Pluit bisa saja terjadi.

Kenaikan iuran itu, kata Yoel, berdasarkan sejumlah faktor, yaitu kenaikan biaya keamanan lingkungan, serta sejumlah perbaikan di lingkungan tersebut.

Namun, ia menekankan bahwa kenaikan iuran itu harus melalui persetujuan dari warga.

(Baca juga: Ahok Permasalahkan Pungutan Iuran Warga, Lurah Pluit Akan Panggil Pengurus RT/RW )

Jika warga menolak kenaikan, maka pihak RT/RW tidak bisa memaksa dan harus mencari hitungan biaya yang tepat agar kedua pihak sepakat.

"Iuran dalam hal ini sepanjang manfaatnya dirasakan warga, ya maka itu tidak menjadi masalah. Kalau misalnya iuran itu mahal, tetapi warga tidak diberikan apa yang sesuai, hasilnya tidak baik," ujar Yoel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/9/2016).

Terkait informasi yang didapatkan Kompas.com bahwa ada penguus RW yang mematok besaran iuran berdasarkan ukuran rumah, Yoel mengaku tidak tahu apakah hal itu diperbolehkan atau tidak.

Namun, selama ada kesepakatan antara RT/RW dan warga, menurut dia, penetapan biaya iuran sah-sah saja dilakukan.

"Balik lagi asasnya musyawarah mufakat, tetapi apakah itu persetujuannya? Kalau mereka setuju, saya pikir fine-fine saja, kan mereka yang memutuskan," ujar Yoel.

Berdasarkan informasi yang didapat Kompas.com dari pengurus RW 015 Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, besaran iuran di RW tersebut ditentukan berdasarkan ukuran rumah warga.

Untuk ukuran rumah 6 meter x 20 meter, iuran yang dipatok sebesar Rp 175.000 per bulan, untuk rumah ukuran 10 meter x 20 meter sebesar Rp 235.000 per bulan, sedangkan untuk ukuran di atas itu, RW 015 mematok iuran sebesar Rp 350.000 per bulan.

(Baca juga: Pengurus RW di Pluit: Iuran Warga Bisa Naik Tergantung Kebutuhan)

Soal iuran yang ditarik dari warga ini pernah disinggung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sebelumnya, Ahok mengatakan, di sejumlah daerah, seperti di Pluit dan kawasan Pondok Indah, iuran yang diminta RW/RT ke warga cukup besar.

Bahkan, kata Ahok, di Kelurahan Pluit iuran warga bisa mencapai Rp 1 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com