DEPOK, KOMPAS.com - Ketua RT 04 di Kelurahan Cipayung, Naserih (46), menduga banjir yang merendam dua rumah dan satu pabrik tahu susu di Jalan Kampung Bulak Barat tidak kunjung surut karena tidak ada penanganan pada tumpukan sampah.
"Intinya bukan yang lain-lain tapi enggak ada pengerjaan di ujung jalan sana terkait sampah itu. Seandainya sampah ada pengerjaan, ya dalam artian diperluas jalur airnya," kata Ketua RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung Naserih (46) saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/4/2024).
Naserih mengungkapkan, jika pengangkutan dan perapihan sampah dilakukan, maka aliran air pun lebih lancar.
Baca juga: Dua Rumah dan Satu Pabrik Tahu di Depok Terendam Banjir akibat Luapan Kali Pesanggrahan
"Jadi istilahnya, jalur air ini lebar gede dan otomatis dari sini juga kencang keluarnya. Itu kan karena enggak kencang (aliran airnya)," ujar Naserih.
Oleh sebab itu, sampah yang terus turun dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kian menumpuk terutama di area dekat jembatan.
"Jadi sampah itu istilah sunda-nya turun 'ngagalosor', karena kalau sampah kan enggak punya pegangan ke bawahnya, kebanyakan plastik kan. Kalau tanah mungkin bisa memadat ke bawah, kalau sampah ya ikutin arus terus," jelas Naserih.
Baca juga: Penampakan Permukiman Warga Cipayung Depok yang Terendam Air dan Sampah Selama 4 Bulan
Selain itu, Naserih juga menyebutkan penyebab banjir lainnya, yakni karena penyempitan jalur dari renovasi jembatan.
"Banjir memang berawal dari renovasi jembatan (sekitar awal tahun), tapi juga karena di sana ada penyempitan jalan. Air yang dulu harusnya 4 meter, sekarang 1 meter," terang Naserih.
Longsoran sampah kemudian menghimpit ke sungai dan mengakibatkan air sungai melahap tanah warga.
"Itu tanah warga Pasir Putih banyak yang kena. Jadi segala pinggir-pinggir kali, sungai, sudah habis, sekarang sudah berapa meter ya (kedalaman air), sudah tinggi," lanjut Naserih.
Naserih mengatakan persoalan ini sudah diadukan ke berbagai pihak mulai dari lurah, camat, hingga wali kota. Warga pun menanti upaya pemerintah untuk mengatasi banjir itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.