Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Rumah dan Satu Pabrik Tahu di Depok Terendam Banjir akibat Luapan Kali Pesanggrahan

Kompas.com - 29/04/2024, 18:59 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dua rumah dan satu pabrik tahu di Bulak Barat, Cipayung, Depok, terendam banjir dari air luapan Kali Pesanggrahan.

"Kalau enggak salah ini air banjirnya dari Pesanggrahan. Iya ini karena sampah, tapi karena meluap juga," kata Anis (45), warga RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung, Senin (29/4/2024).

Anis mengungkapkan, ada sekitar tiga bangunan yang hingga saat ini masih terendam banjir.

"Rumah Pak Ginting yang paling bawah, terus rumah sisi sini satu, sama sebelah sana (dekat jembatan) ada pabrik tahu," ungkap Anis.

Baca juga: Penampakan Permukiman Warga Cipayung Depok yang Terendam Air dan Sampah Selama 4 Bulan

Menurut keterangan Anis, semua korban banjir terpaksa mengungsi ke rumah lain karena tak mungkin memaksakan diri tinggal di sana, sementara air sudah tak surut berbulan-bulan.

"Sebenarnya kan ini rumah milik masing-masing, jadi karena masih banjir, mereka kontrak rumah. Ada 2 Kartu Keluarga (KK) yang sewa rumah," terang Anis.

Banjir juga mengakibatkan tertutupnya akses jembatan penghubung antara Bulak Barat dan Pasir Putih sepanjang tahun 2024 ini.

"Sudah hampir 4 bulanan banjir terus. Kadang surut, kadang naik, tapi ya sudah enggak bisa untuk dilewati pengguna jalan," tutur Anis.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

"Ya iya enggak bisa lewat, kalau mau ke arah sana (Pasir Putih) atau sebaliknya harus muter jalan," tambahnya.

Lebih lanjut, banjir bahkan pernah merendam rumah Anis yang letaknya berada di dataran tinggi.

"Banjir sempat masuk ke sini juga pas pertengahan puasa, sampai se-mata kaki lebih. Itu berarti ke arah sana (jembatan) bisa 5 meter lebih," ungkap Anis.

Sedangkan untuk hari biasa, kedalaman air bisa mencapai satu meter lebih atau sedada orang dewasa.

Sebagai warga, Anis hanya mengharapkan adanya penyelesaian sesegera mungkin dari pemerintah.

"Sebenarnya dulu sih sudah pernah ditinjau juga, cuma memang enggak ada perbaikan, belum pernah ada perbaikan sampai saat ini. Jadi sampai sekarang ya begini-begini aja," tambah Anis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com