Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli Toksikologi Puslabfor Polri soal Kecilnya Kadar Sianida dalam Lambung Mirna

Kompas.com - 14/09/2016, 15:47 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ahli toksikologi forensik dari Puslabfor Polri, Kombes Nursamran Subandi, yang memeriksa barang bukti kasus kematian Wayan Mirna Salihin, mengatakan, kecilnya kadar sianida yang ditemukan dalam lambung Mirna terjadi karena beberapa proses. Dalam sampel lambung Mirna hanya ditemukan 0,2 miligram per liter sianida.

"Netralisasi asam lambung, satu. Asam lambung ini kan ada HCL-nya di dalam lambung, begitu masuk basa, dia dinetralkan. Sianidanya habis keluar jadi gas, gas itu yang terserap ke tubuh orang itu," ujar Nursamran yang menghadiri sidang dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).

Hal lainnya, kata Nursamran, proses embalming atau pemberian formalin pada tubuh Mirna juga dapat menghabiskan sisa sianida yang ada di dalam tubuhnya.

"Jadi, ada reaksinya antara formaldehid dengan sianida itu membentuk asam amino," kata dia.

Saat menetapkan kematian Mirna disebabkan oleh sianida, Nursamran menjelaskan semua ahli forensik melakukan pengujian secara komprehensif, tidak hanya melihat satu per satu berdasarkan keahlian masing-masing.

"Kita menyatakan itu sianida bukan secara subjektif. Kami tidak lihat siapa tersangkanya, yang saya lihat adalah fakta-faktanya. Tersangkanya Jessica kek, siapa kek, faktanya menunjukkan itu," ucap Nursamran.

Pengujian yang komprehensif, kata dia, tidak hanya melihat hasil pemeriksaan laboratorium, tetapi juga fakta-fakta atau rangkaian kejadian yang terekam CCTV, warna larutan kopi yang berubah jadi kuning, kandungan sianida yang besar dalam kopi, dan lainnya.

Sebelumnya, beberapa ahli yang dihadirkan tim kuasa hukum Jessica menyatakan penyebab kematian Mirna bukan karena sianida. Adapun 0,2 mligram per liter sianida yang ditemukan dalam lambung Mirna kemungkinan dihasilkan oleh pembentukan sianida pasca-kematian. Selain itu, sianida juga tidak ditemukan dalam empedu, hati, dan darah.

Kompas TV Jaksa dan Ahli Berdebat Sumber Natrium di Tubuh Mirna
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com