Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bicara soal Dukungan Megawati dan Isu Mahar Rp 10 Triliun

Kompas.com - 21/09/2016, 11:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyebutkan sejumlah alasan yang menjadi penyebab Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mau mendukungnya.

Alasan pertama adalah terkait ideologi Pancasila. Ahok mengatakan, Mega ingin Pancasila diterapkan secara nyata melalui dukungan terhadap dirinya yang berasal dari golongan minoritas.

"Makanya, dia marah, saya lihat salahlah kalau orang ngusul ke Bu Mega jangan pilih Ahok karena Ahok minoritas, bahaya SARA, tambah ngamuk dia, tambah marah," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (21/9/2016).

Alasan lainnya, Ahok menyebut Mega menganggap warga Jakarta memiliki kepuasan yang tinggi terhadap kepemimpinannya. Hal itulah yang diyakini Ahok membuat Mega mengesampingkan sisi elektabilitas Ahok yang belakangan merosot.

Menurut Ahok, situasi berbeda terjadi pada tahun 2012. Ahok menilai saat itu warga Jakarta memiliki kepuasan yang rendah terhadap kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo. Hal itulah yang disebut Ahok membuat Mega lebih memilih mengusung pasangan Joko Widodo dan dirinya.

"Dulu tingkat kepuasan warga DKI kepada Foke rendah. Kalau sekarang kan tingkat kepuasan kepada kami tinggi. Jadi, beda konsepnya," ujar Ahok.

Ahok menyebut kontrak politik yang ditandatanganinya secara garis besar sama dengan yang dulu ditandatangani Jokowi. Ahok membantah ada mahar politik di balik penandatanganan kontrak tersebut.

"Kalau ada (mahar) Rp 10 triliun mah gue tidur saja. Kamu tahu enggak Rp 1 triliun itu kalau didepositokan berapa duit sebulan? Hampir Rp 60 miliar sebulan," kata Ahok.

Kompas TV PDI-P Resmi Usung Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com