Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Perobohan Gedung Panin di Bintaro Diubah

Kompas.com - 11/10/2016, 15:53 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Metode perobohan gedung Bank Panin di Jalan Boulevard Bintaro Jaya pada Jumat (14/10) kembali berubah setelah pihak kontraktor mendeteksi ketidakstabilan pada bangunan. Bangunan yang masih berdiri akan diberi pembebanan agar kelebihan beban dan bangunan runtuh secara progresif.

Project Manager PT Wahana Infonusa (kontraktor) Ari Yudanto, Senin, menuturkan, bangunan gedung Bank Panin terdiri dari sebuah bangunan inti (core) dan dua bagian bangunan pendukung (slab). Salah satu bagian bangunan yang tingginya 73 meter telah roboh pada 2 Juni. Hal itu mengakibatkan bangunan yang tersisa, yang seharusnya menjadi penyeimbang, menjadi tidak stabil.

"Setelah kami lakukan observasi, posisinya ternyata tidak stabil. Saat ini, sudah ada penurunan 20 sentimeter. Kalau dibongkar per lantai seperti rencana sebelumnya akan lebih berbahaya karena bisa tiba-tiba runtuh," kata Ari.

Oleh karena itu, akan dilakukan pembebanan berupa karung-karung pasir dalam ukuran jumbo dengan berat masing-masing 1 ton. Beban akan ditambahkan secara bertahap, mulai dari 1 ton hingga 100 ton. Selain itu, bagian mahkota (lantai tambahan yang paling tinggi) akan dijatuhkan setelah dilemahkan sebelumnya untuk menambah beban bangunan di bawahnya.

"Berdasarkan penghitungan teknis, satu balok beton setidaknya mampu menahan beban 46 ton. Dengan demikian, kalau lebih dari itu, prediksi kami, beton akan runtuh. Reruntuhan lantai paling atas akan membebani lantai di bawahnya dan seterusnya. Diharapkan bangunan akan runtuh ke arah bangunan inti atau ke arah dalam," kata Ari.

Untuk bangunan inti, Ari mengatakan, strukturnya sangat kuat. Bahkan, jika pemilik gedung akan memanfaatkan bangunan itu kembali masih sangat memungkinkan. Namun, bangunan inti yang ketinggiannya mencapai 81 meter akan dibongkar satu per satu dari atas.

Ari mengungkapkan, perubahan metode di lapangan sangat dimungkinkan setelah melihat kondisi keseluruhan gedung. Teknik yang digunakan itu, menurut dia, termasuk metode yang biasa. Metode dipilih karena paling aman dibandingkan dengan cara yang lain.

"Kami memprediksi reruntuhan yang terjadi nantinya mirip dengan kejadian runtuhnya sebagian gedung sebelumnya. Tidak lebih besar karena gedung yang akan dirobohkan ini sama persis posisinya dengan yang sebelumnya," ungkap Ari.

Untuk merobohkan bangunan itu, Ari memperkirakan waktu yang dibutuhkan mulai Jumat (14/10) pukul 22.00 hingga Sabtu (15/10) pukul 07.00. Prediksinya, gedung roboh setelah diberi beban maksimal 100 ton. Jika tidak roboh juga, maka rencana alternatif akan digunakan, yaitu menggunakan bola besi untuk menghantam bangunan. Setelah itu, kontraktor akan meneruskan pembongkaran secara manual.

Kepala Bagian Operasional Polres Tangsel Komisaris Hadi Supriyatna mengatakan, arus lalu lintas di sekitar lokasi akan ditutup total saat pembongkaran. Meskipun diprediksi dampaknya tidak begitu jauh, antisipasi tetap harus dilakukan.

Arus lalu lintas di Jalan Boulevard Bintaro Jaya menuju arah jalan layang, Jalan Bintaro Utama 9, dan Jalan Mohammad Husni Thamrin akan ditutup mulai pukul 22.00. Kendaraan yang keluar dari Tol Bintaro akan diarahkan ke Jalan Teuku Umar. Selain itu, pada waktu tersebut, kendaraan besar seperti truk dilarang melintas karena pengalihan arus lalu lintas akan melalui terowongan sehingga dikhawatirkan tidak memadai untuk truk besar atau tinggi. (UTI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Oktober 2016, di halaman 29 dengan judul "Metode Perobohan Gedung Panin Diubah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Megapolitan
Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Megapolitan
Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com