Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Akui Terjun ke Dunia Politik Memerlukan Dana Besar

Kompas.com - 13/10/2016, 19:39 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan tidak pernah dimintai mahar sepeser pun dari partai politik. Ia menyampaikan dana sebesar Rp 29,3 miliar yang dia keluarkan selama proses sosialisasi kepada warga Jakarta tidak ada sedikit pun untuk partai politik.

Sandiaga menyampaikan, sejak November 2015 lalu, ia selalu intens berkomunikasi dengan para partai politik. Partai politik itu adalah, Partai Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, PDI-P, PPP dan PKB.

Dari tujuh partai politik tersebut, kata Sandiaga tak ada satu pun yang meminta mahar politik kepadanya.

"Saya nyatakan tidak ada dana se-rupiah pun yang diminta parpol yang dikategorikan mahar, tidak pernah diminta atau dibayarkan pihak kami," ujar Sandiaga di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2016).

Sandiaga tak menampik mengenai anggapan dari masyarakat yang menilai untuk masuk ke dunia politik memerlukan dana yang besar. Menurut dia, biaya yang besar ini menciutkan nyali anak-anak muda potensial untuk terjun ke dunia politik. (Baca: Belum Masa Kampanye, Sandiaga Sudah Keluarkan Dana Puluhan Miliar untuk Pilkada DKI)

Oleh karena itu, pria yang akrap disapa Sandi ini, ingin ke depannya proses demokrasi bisa berjalan lebih efisien. Hal ini agar tak ada lagi yang menganggap terjun di dunia politik harus berkantong tebal.

"Demokrasi kita sangat tidak efisien dan mahal. Baik biaya maupun dari SDM yang digunakan. Banyak elemen-elemen bangsa yang terkendala masuk ke ranah politik karena mahalnya biaya demokrasi," kata Sandiaga.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Sandiaga menjadi calon wakil gubernur yang akan mendampingi Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Pasangan Anies-Sandi diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Kesejahteraan Sosial (PKS).

Kompas TV Hasil Survei Positif, Sandiaga Optimis Salip Petahana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com