Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Ahok-Djarot Laporkan Kejanggalan Survei KedaiKOPI ke KPU DKI

Kompas.com - 31/10/2016, 12:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Relawan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Sekretariat bersama rakyat (Sekber) melaporkan lembaga survei KedaiKOPI ke KPU Provinsi DKI Jakarta.

Laporan itu terkait dugaan manipulasi data survei yang dilakukan KedaiKOPI pada 19-24 Oktober 2016 itu diduga memanipulasi data.

"Dari jumlah 85 pertanyaan kepada responden, ada 20 pertanyaan yang diduga dimanipulasi dan diotak-atik," kata Ketua Umum Sekber, Mixil Mina Munir, di KPU Provinsi DKI Jakarta, Senin.

Mixil mencontohkan beberapa kejanggalan yang ditemukan oleh timnya dari survei KedaiKOPI. Misalnya pertanyaan kepada responden terkait apakah akan mendiskusikan cagub/cawagub pilihan responden dengan orang lain setelah pencoblosan.

Hasil surveinya mencapai 126,9 persen. Rinciannya 36,70 persen memilih iya, 60,20 persen responden menjawab tidak dan 30 persen menjawab tidak tahu dan tidak menjawab.

Ada juga pertanyaan kepada responden soal apakah sudah memiliki pilihan pasangan cagub/cawagub DKI Jakarta. Hasil dari KedaiKOPI sekitar 99,40 persen. Rinciannya 56,60 persen menjawab iya, 40,60 persen menjawab belum dan 2,20 persen menjawab tidak tahu dan tidak menjawab.

"Ini sangat janggal dan tidak bisa ditolerir," kata Mixil.

Mixil menambahkan, tujuannya mendaftar ke KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai pembuktian masih adanya lembaga survei tidak kredibel dan kompeten.

Selain melaporkan ke KPU, Sekber juga akan melaporkan KedaiKOPI ke asosiasi lembaga survei dan polisi.

"Karena ini sudah termasuk kebohongan publik," kata Mixil.

Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta Sumarno mengatakan menerima laporan tersebut. Namun, laporan itu tidak akan ditangani pihaknya lantaran KedaiKOPI tidak terdaftar di KPU Provinsi DKI Jakarta.

"Kami akan teruskan laporan ke asosiasi terkait yang menaungi lembaga survei tersebut (KedaiKOPI)," kata Sumarno.

Kompas TV Beda Lembaga Survei, Beda Angka Elektabilitas?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com