JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tidak mempermasalahkan hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) yang menyatakan elektabilitas dia dan pasangannya, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menurun.
"Enggak apa-apa, wong survei-survei aja, enggak apa-apa," ujar Djarot di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).
Menurut Djarot, hasil survei tersebut dapat menambah informasi bagi Ahok dan dirinya, juga tim pemenangan mereka. Terlebih lagi, mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperoleh hasil survei tersebut.
"Survei aja, biar aja, enggak apa-apa. Lumayan untuk pengetahuan, gratis lagi," kata dia.
Selain itu, Djarot enggan mengomentari hasil survei KedaiKOPI yang menyatakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dinilai memihak salah satu pasang cagub-cawagub.
Dia juga enggan membeberkan strategi untuk kembali meningkatkan elektabilitas Ahok dan dirinya.
"Ngapain saya sampaikan ke kalian, ngapain gitu loh," ucap Djarot. (Baca: "Elektabilitas Agus-Sylviana 21 Persen, Ahok-Djarot 27,5 Persen, Anies-Sandiaga 23,9 Persen")
Hasil survei KedaiKOPI sebelumnya menunjukkan elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 27,5 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 21 persen.
Kemudian, elektabilitas pasangan nomor tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sebesar 23,9 persen. Sementara itu, 27,5 persen responden belum menentukan pilihannya.
Survei KedaiKOPI dilakukan pada 19-24 Oktober 2016 dengan melibatkan 694 responden di lima kota administratif dan satu kabupaten di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka dengan metode multistage random sampling.
Margin of error dari survei tersebut sebesar 4 persen. Survei tersebut dilakukan menggunakan dana internal KedaiKOPI.