Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AP II Sebut Asetnya Disalahgunakan Jadi TPS Ilegal di Sekitar Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 17/11/2016, 18:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Lahan di belakang bekas Gedung Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI), Selapajang, Kota Tangerang, disebut dimanfaatkan orang tak dikenal sebagai tempat pembuangan sementara (TPS) ilegal.

"Itu memang sudah lama disalahgunakan. Bisa dibilang, ada oknum yang 'bermain' di situ. Lahan di sana cukup luas dan merupakan aset kami, milik PT Angkasa Pura II," kata Branch Communication Manager Bandara Soekarno-Hatta, Dewandono Prasetyo Nugroho, saat berbincang dengan Kompas.com pada Kamis (17/11/2016) sore.

Menurut Prasetyo, AP II sebelumnya sudah mengetahui ada kegiatan yang tak seharusnya di sana, yakni menggunakan lahan tersebut sebagai tempat pembuangan sampah.

Ia memperkirakan, sampah yang dibuang ke sana berasal dari banyak tempat, salah satunya dari Pantai Indah Kapuk (PIK).

Pihaknya pun sudah sempat mencegah agar sampah tidak lagi dibuang di sana. Namun, kegiatan ilegal tersebut terus berlangsung hingga saat ini.

"Ada akses yang sudah kami tutup, malah yang buang sampah jadi lewat jalan depan. Untuk itu, kami sudah berkoordinasi dengan Polsek Neglasari, Koramil, dan Camat untuk mengatasi masalah ini," tutur Prasetyo.

(Baca juga: Warga Keluhkan Bau Busuk dari Tumpukan Sampah di Pasar Cawang Kavling)

Dia menyampaikan, petugas dari AP II juga sempat membawa rantai dan perlengkapan lain untuk menutup tempat tersebut.

Namun, upaya penutupan itu mendapatkan penolakan keras dari warga. Kompas.com sempat mendatangi lokasi yang dimaksud pada Kamis siang.

Ketika ada di sana, nampak sejumlah truk dengan muatan mirip sampah dan beberapa orang di sekitarnya yang sedang memindahkan muatan tersebut ke lahan berisi tumpukan sampah.

Menurut salah satu warga, tidak semua orang bisa bebas keluar masuk area tersebut.

(Baca juga: Anies dan Petugas Dinas Kebersihan Berfoto Berlatar Tumpukan Sampah)

Adapun barang-barang yang ditampung di sana nantinya akan dipilah dan diangkut lagi menggunakan truk untuk dijual ke tempat lain.

"Orang sini sudah paham, Mas, ini nanti dijual-jualin lagi biar bisa dapat untung," ujar warga yang enggan menyebutkan namanya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com