Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keluhan Warga Pulau Tidung kepada Agus-Sylvi...

Kompas.com - 23/11/2016, 15:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

KEPULAUAN SERIBU, KOMPAS.com - Dalam kampanye calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu, warga mengadukan sejumlah hal.

Keluhan itu salah satunya disampaikan Alex, warga Pulau Tidung. Alex mengeluhkan masalah status pegawai honorer yang belum jelas.

"Putra-putri kami sudah lama mengabdi, baik di pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan. Ada yang 15 tahun masih honor. Mimpi rasanya mereka untuk jadi PNS," kata Alex, dalam sambutannya di hadapan Agus-Sylvi, di lokasi, Rabu (23/11/2016).

(Baca juga: Agus Ingin Tingkatkan Lapangan Kerja di Kepulauan Seribu dengan Pariwisata)

Selain soal status PNS, Alex menyampaikan bahwa warga Pulau Tidung atau Pulau Seribu mayoritasnya adalah nelayan. Namun, pendapatan para nelayan setempat jauh dari cukup.

"Perkiraan Mas Agus cukupkah yang didapat? Ini sungguh sangat memprihatinkan," ujar pria yang memakai peci merah itu.

Ia juga menyampaikan, para nelayan setempat tak mampu mencukupi kebutuhan ikan masyarakat sekitar.

Ada 1.400 KK atau sekitar 4.000 warga Pulau Tidung. Dia mengasumsikan satu KK butuh 1 kilogram ikan.

"Ternyata nelayan kami belum sanggup dapat 1.400 kilogram. Harapan kami perhatikan nelayan. Orang pulau dibesarkan dari hasil nelayan," ujar Alex.

Terakhir, masalah layanan kesehatan. Saat ini, lanjut Alex, baru ada puskesmas di kelurahan dan kecamatan.

Ia menilai, jumlah puskesmas di Kepulauan Seribu masih kurang. Demikian juga dengan jumlah dokter, khususnya dokter kandungan.

"Yang saya perihatin, urusan lahir saja pakai dibawa ke Jakarta. Jadi tolong utus petugas-petugas kesehatan, sehingga warga kami enggak perlu ke Jakarta," ujar Alex.

(Baca juga: Agus Berharap Raih 99,9 Persen Suara di Pulau Seribu)

Baik Agus maupun Sylvi nampak menyimak penyampaian dari Alex. Sebelum tiba di lokasi acara yang terdapat tenda itu, Agus menyapa warga di pemukiman Pulau Tidung.

Adapun Pulau Tidung terdiri dari 29 RT, 4 RW, dan 1 kelurahan. Luasnya 48 hektar. Pulau Tidung dibagi dua, yakni Tidung Besar dan Kecil. Hanya Pulau Tidung Besar yang dihuni penduduk.

Kompas TV Program "Bagi-bagi Uang" Agus-Sylvi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com