Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kualitas SDM dan Perangkat Keras Hadapi Kejahatan Siber

Kompas.com - 23/11/2016, 17:00 WIB

Pengungkapan kasus kejahatan siber berskala internasional pertama kali oleh tim gabungan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya, pada Kamis (9/6/2011), mengentak kesadaran kita akan besarnya kerugian yang ditimbulkan.

Sebanyak 177 pelaku warga negara Tiongkok dan Taiwan ditangkap di 15 titik tempat operasi mereka di sekitar Jakarta dan Tangerang. Mereka menyewa rumah yang dilengkapi jaringan internet pita lebar, memanfaatkan panggilan telepon melalui jaringan internet (VOIP), di berbagai kompleks perumahan mewah, seperti Pondok Indah dan Permata Hijau di Jakarta Selatan, Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara, serta Lippo Karawaci di Tangerang.

Penangkapan serupa juga terjadi di Malaysia, Kamboja, Thailand, Tiongkok, dan Taiwan. Kepala Kepolisian Taiwan Wang Cho Chiun mengatakan, operasi serentak yang dilaksanakan dengan ekstra hati-hati tersebut berhasil menangkap 598 tersangka, terdiri dari 410 warga Taiwan, 181 warga Tiongkok, 3 warga Thailand, 2 warga Korea Selatan, serta masing-masing 1 warga Kamboja dan Vietnam.

Dalam laporan Kementerian Keamanan Publik Tiongkok yang dikirimkan kepada Polri tercatat tak kurang dari 300.000 kasus penipuan telah dilakukan sindikat penipu di Taiwan dan Tiongkok dalam tiga tahun terakhir. Total uang hasil penipuan ini mencapai 6 miliar yuan (sekitar Rp 7,9 triliun). Akhir 2012, Polri membongkar lagi kasus serupa.

Skala luas

Kejahatan siber tidak cuma menimbulkan kerugian uang, tetapi juga kekacauan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang tak terbayangkan sebelumnya. Pornografi, perdagangan seks, terorisme, ujaran kebencian, dan fitnah, semua bisa dilakukan dalam skala lebih luas dan lebih besar.

Pada beberapa kali pertemuan dengan Komisaris Besar Fadil Imran, ia berulang kali mengingatkan, tantangan terbesar para penegak hukum saat ini bukan lagi kejahatan konvensional, melainkan kejahatan siber. Sebab, selain sifatnya yang tak lagi dibatasi ruang dan waktu, kejahatan siber merebak amat cepat.

Untuk membendung dan menindak kejahatan siber, para penegak hukum dan instansi terkait lainnya membutuhkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tinggi dengan personel lebih banyak. Dibutuhkan alokasi dana besar untuk membeli dan memelihara perangkat canggih penangkal kejahatan siber.

"Polisi membutuhkan alokasi dana rutin yang layak untuk berpatroli siber selain dana penindakan. Ini baru di tingkat mikro. Di tingkat makro, pemerintah lewat instansi terkait, Polri, dan TNI membutuhkan jaringan internet lebih luas," tutur Fadil yang ditunjuk sebagai Wakil Direktur Tipideksus Bareskrim Polri, Selasa (22/11).

1960-an

Skinner dan Fream (1997) dalam penelitiannya membedakan kejahatan siber menjadi beberapa bentuk, yaitu pembajakan perangkat lunak, menebak kata sandi untuk memperoleh akses, juga menggunakan akses tidak sah untuk sekadar berselancar dan melakukan perubahan data, serta membuat program yang dapat merusak data.

Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso, yang dihubungi secara terpisah, semalam, mengakui perhatian kriminolog pada fenomena kejahatan siber masih tergolong baru. Kajian mengenai hal ini baru muncul pada 1960-an. Upaya pemolisian saat ini, lanjut Kisnu, masih banyak diarahkan pada pengendalian kejahatan agar tetap berada di batas toleransi masyarakat. Salah satunya dengan memunculkan cyber policing.

Indonesia telah mendefinisikan dan membuat tipologi kejahatan siber di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Saya kira UU-nya sudah memadai, tinggal SDM dan perangkat kerasnya saja yang masih menjadi tantangan kalangan penegak hukum," kata Fadil.

(WINDORO ADI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 November 2016, di halaman 27 dengan judul "Soal Kualitas SDM dan Perangkat Keras".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com