JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat diputus karena menunggak pembayaran sebesar 100 juta rupiah lebih, listrik di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 di Pinang Ranti, Jakarta Timur kini sudah menyala lagi. Pihak PLN akhirnya menyambungkan lagi listrik ke sekolah tersebut.
Kamis (24/11/2016) ini, para murid di sekolah tersebut sudah belajar normal kembali. Tidak ada murid yang belajar di luar ruangan karena gelap dan panas seperti saat listrik diputus dua hari lalu.
Murid-murid sudah bisa menggunakan peralatan sekolah seperti AC, lampu, maupun proyektor. Seorang murid SMAN 48 kelas XI MIPA 1, Timotius Nico Farel (15), bersyukur karena listrik di sekolahnya sudah menyala.
"Saya (sekarang) senang. Pas enggak ada listrik, pelajaran jadi terganggu, misalnya tidak bisa menggunakan proyektor atau ruangan jadi panas. Tapi sekarang sudah normal," kata Timotius, di sekolah itu pada Kamis pagi.
Timotius berharap, kejadian tersebut tidak terulang karena akan sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar mereka.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 48, Munir, mengatakan, listrik untuk sekolah tersebut disambung lagi pihak PLN pada Selasa (22/11/2016).
SMAN 48 punya tunggakan listrik sejak Juni 2016 sebesar Rp 118 juta. Karena adanya tunggakan itu, arus listrik pun diputus pada Senin (21/11/2016).
"Jadi hari Selasa jam 21.00 WIB itu sudah menyala lagi listriknya. Dan besoknya Rabu dan hari ini sudah normal. Siswa tidak perlu lagi belajar di luar kelas atau pendopo," kata Munir.
Pihak sekolah memang sempat memboleh murid-murid belajar di luar kelas akibat pemutusan listrik itu. Namun, kini situasinya sudah normal dan semua peralatan sekolah bisa digunakan.
"Ada yang tanya juga ke saya, karena pemutusan itu ada peralatan sekolah seperti komputer dan lainnya yang rusak enggak. Jadi tidak ada yang rusak, sebelum pemutusan kami sudah antisipasi, seperti komputer itu kami backup," ujar Munir.
Munir belum tahu, apakah listrik yang sudah tersambung di sekolah itu karena tunggakan sudah dilunaskan atau belum.
Penyelesaian masalah itu diambil alih Pemprov DKI, dalam hal ini Dinas Pendidikan DKI.
"Mereka yang ambil alih. Sudah Dinas dan Pak Plt Gubernur Sumarsono juga kan sudah bicara," ujar Munir.
Dia berharap, kejadian tersebut tidak terulang. Guru yang sudah mengajar selama 20 tahun di sekolah itu mengatakan, ini merupakan kejadian pertama bagi SMAN 48.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.