JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Aris Dwiyanto mengatakan, pihaknya telah memberikan surat pemberitahuan kepada pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, sebelum memutus listrik di sekolah itu.
Aris mengatakan, pihak PLN tidak serta merta mencabut listrik di SMAN 48.
(Baca juga: 26 Sekolah Menunggak Biaya Listrik, Ahok Nilai Kepsek-nya Perlu Diperiksa )
Bahkan, sebelum memutus listrik, pihak PLN menunggu beberapa hari untuk mendapatkan respons dari pihak sekolah maupun dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta terkait surat pemberitahuan yang dilayangkan.
"Beberapa hari itu kami tunggu lama, karena sudah enggak ada komunikasi, menganggap enggak ada apa-apa, ya kami mengambil keputusan seperti itu (memutus listrik)," ujar Aris saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/11/2016).
Aris menambahkan, saat listrik diputus, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan pihak PLN di area tersebut.
Meski koordinasi dilakukan, kata Aris, pemutusan aliran listrik di sekolah itu tetap dilakukan selama pihak sekolah atau Dinas Pendidikan DKI belum melunasi tunggakan listrik.
"Akan terus diputus selama tidak ada kejelasan, karena kami sudah berikan bermacam-macan cara bagaimana untuk membayar itu," ujar Aris.
(Baca juga: Ahok: Sekolah Tak Dilarang Terima Sumbangan dari Orangtua Siswa, tetapi...)
Listrik di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 diputus PLN sejak Senin (21/11/2016). Pihak sekolah telah menunggak listrik sejak Juli hingga November 2016.
Nilai tunggakan mencapai Rp 118 juta. Akibat pemadalam listrik itu, sejumlah kegiatan yang menggunakan perlengkapan elektronik terhenti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.