JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono berbicara mengenai masalah penataan kota.
Menurut Agus, ia memiliki perbedaan dengan kebijakan sekarang dalam hal memindahkan warga dari suatu tempat.
Agus mengatakan, ia akan menggunakan cara yang humanis. Cara itu yakni dengan mendengarkan aspirasi masyarakat sebelum membuat keputusan.
"Kita akan dialog interaktif dan intensif. Ini jadi kekuatan pembangunan Jakarta bagaimana masyarakat terlibat langsung," kata Agus di sela kampanye di Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (10/12/2016).
Agus mengaku pihaknya tak ingin menentukan suatu kebijakan tanpa mempertimbangkan aspirasi warga.
"Kita tidak ingin seolah-olah ini paling baik untuk masyarakat. Tapi mereka sendiri tidak menganggap itu paling baik," ujar Agus.
Baca juga: Curhat Warga kepada Agus soal Penggusuran di Pedongkelan
Ditanya terkait cara menata wilayah yang terkena program pembangunan atau berada di lahan pemerintah, Agus menyatakan akan dilakukan dengan cara dialog.
Misalnya, di kawasan RW 16 Kayu Putih yang ia kunjungi itu ada warga yang telah tinggal selama 30 hingga 40 tahun di tanah milik sebuah BUMD di Pemprov DKI. Ia akan melakukan pendekatan dengan warga dimaksud namun tetap dengan mengedepankan koridor hukum yang berlaku.
"Tapi saya masih menyakini banyak hal, banyak cara duduk bersama kita mengajak para wakil rakyat juga untuk komunikasi, pada akhirnya bisa menempatkan mereka di hunian yang lebih layak tapi tidak harus dicabut dari habitatnya," ujar Agus.
Soal legalitas lahan di Jakarta, lanjut Agus, juga sedang dipelajarinya. Agus akan memetakkan lahan mana yang masih bermasalah dengan hukum.
"Dan, tentu kita ingin hadirkan solusi-solusi tanpa harus menambah permasalahan sosial," ujar Agus.