Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan Sumber Waras Sempat Tawarkan Uang Damai ke Candra Naya

Kompas.com - 10/01/2017, 14:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya mediasi yang ditempuh Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk mendamaikan Perhimpunan Sosial Candra Naya (PSCN) dengan Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) selama enam bulan terakhir, tidak membuahkan hasil.

Padahal dalam mediasi tersebut, YKSW sempat menawarkan uang damai kepada PSCN. Namun, PSCN yang menggugat agar penjualan lahan RS Sumber Waras ke Pemprov DKI dibatalkan, menolak tawaran tersebut.

"Sebelumnya perkara ini sudah dilakukan mediasi sebenarnya, karena klien kami mengakui Yayasan Sumber Waras lahir berdasarkan kesepakatan rapat para pihak yang notabene Candra Naya," kata Kuasa Hukum YKSW, Nyoman Rae, di Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (10/1/2017).

Nyoman enggan menyebut nominal penawaran itu. Ia hanya memastikan penawaran itu dilakukan semata untuk menghargai PSCN sebagai 'orangtua' YKSW.

Dalam persidangan diungkap bagaimana PSCN yang awalnya bernama Perkumpulan Sin Ming Hui, dibentuk pada 26 Januari 1946. Misi sosial PSCN salah satunya membangun balai pengobatan.

Balai pengobatan yang belakangan dikenal sebagai Rumah Sakit Sumber Waras itu kemudian melahirkan YKSW sebagai pengurus rumah sakit pada 26 Januari 1962. Pada 2013, rumah sakit tersebut sempat akan dijual ke PT Ciputra Karya Utama untuk dijadikan lahan komersil.

Setahun kemudian, Pemprov DKI Jakarta berhasil membelinya dengan APBD untuk dibuat rumah sakit yang lebih bagus. PSCN menggugat jual beli tanah beserta bangunan itu lantaran tidak dianggap dan tidak melalui izin PSCN.

Kuasa hukum PSCN, Amor Tampubolon, mengatakan, negosiasi uang damai dalam mediasi ditolak lantaran pihaknya tak mempermasalahkan uang dalam gugatan ini.

"Kami tidak mau karena kami tidak perlu. Kami hanya ingin melanjutkan visi kemanusian sosial. Candra Naya selama ini cukup bermanfaat bagi masyarakat. Sekarang sudah dijual ke Pemda," kata Amor.

Namun hari ini, majelis hakim menolak gugatan PSCN. Atas penolakan ini PSCN akan mengupayakan banding.

Kompas TV Sidang Gugatan RS Sumber Waras Ditunda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com