JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku dia sebenarnya bercita-cita menjadi seorang gubernur. Namun, kata dia, menjadi gubernur tidak boleh 'ujuk-ujuk'. Ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk bisa sukses menjadi gubernur.
"Saya cita-citanya jadi gubernur. Tapi kalau enggak kesampaian ya jadi wagub dulu-lah. Kan ada tangganya, nanti naik-naik, jadi ojo ujug-ujug (jangan tiba-tiba)," ujar Djarot di Pasar Minggu, Rabu (11/1/2017).
Djarot mengatakan tahapan itu berguna untuk menambah pengalaman. Dia mencontohkan dirinya sendiri dan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dia sebut telah melalui tahapan itu.
Djarot mengatakan Ahok pernah menjadi anggota DPRD, kemudian menjadi bupati. Setelah itu Ahok duduk di bangku DPR RI sebelum akhirnya menjadi wakil gubernur. Kini, Ahok menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Sementara itu, Djarot sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD. Kemudian dia menjadi wali kota Blitar selama 10 tahun. Setelah itu dia duduk di bangku DPR RI sampai akhirnya ditunjuk untuk menjadi wakil gubernur mendampingi Ahok.
Djarot pun mengatakan mereka berdua bukan pasangan calon yang ujuk ujuk dalam berkompetisi di pilkada. Dengan pengalaman yang didapat dari proses itu, keduanya mengaku lebih paham dalam mengurus birokrasi dan warga Jakarta.
"Bagaimana saya harus kelola APBD kalau saya enggak tahu mekanisme APBD?" ujar Djarot.
"Kalau ujug-ujug, belum pengalaman, nanti yang sengsara rakyatnya. Kalau belum terbukti dan belum pengalaman hati-hati loh," kata Djarot.
Meski demikian, kata Djarot, masyarakat tetap bebas memilih cagub dan cawagub yang sudah berpengalaman atau belum berpengalaman. Djarot mengatakan itu merupakan hak masing-masing warga.
Namun, dia meminta warga untuk mempercayakan Jakarta satu periode lagi kepada pasangan Ahok-Djarot. Supaya yang belum terselesaikan di periode pertama, bisa rampung di periode kedua.
"Tapi daripada bikin pusing, ya yang sudah ada saja diterusin," ujar Djarot.