Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pohon Cabai, Lahan DKI di Ciangir Masih Ditanami Padi

Kompas.com - 13/01/2017, 12:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta belum menanam cabai di lahan yang berada di Desa Ciangir, Tangerang, Banten. Lahan hampir 100 hektar tersebut masih digunakan warga setempat untuk menanam padi.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, masih tampak tanaman padi yang setengah menguning. Belum ada lahan yang ditamani tanaman cabai.

Kepala Desa Ciangir Suherdi, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta baru berkoordinasi secara non-formal dengan datang ke rumah dia terkait rencana penanaman cabai di lahan seluas 17 hektar.

"Mereka tak melalui kedinasan, hanya sowan datang ke rumah saya ingin mengundang beberapa kelompok tani yang menggarap tanah Pemprov DKI," kata Suherdi kepada Kompas.com di Ciangir, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (13/1/2017).

Adapun undangan itu berupa pertemuan antara Pemprov DKI Jakarta dengan kelompok tani penggarap lahan DKI Jakarta pada Jumat ini. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Desa Ciangir.

Suherdi mengatakan, pertemuan digelar untuk membahas penggunaan kembali lahan Pemprov DKI Jakarta. Sebab, hampir 90 persen lahan digarap oleh warga setempat untuk menanam padi.

Pihak Desa Ciangir sudah berkoordinasi dengan kelompok tani penggarap dan tak mempermasalahkan bila Pemprov DKI Jakarta ingin menggunakan kembali lahan tersebut.

Petani menawarkan opsi menanam secara bergantuan atau memanfaatkan lahan kosong lain di tempat tersebut.

"Kami sudah koordinasi dengan kelompok tani, mereka bilang, 'enggak apa-apa pak lurah, itu justru membantu kami'. Tapi teknisnya dari Pemprov DKI belum jelas seperti apa," kata dia.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sebelumnya mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mulai membangun kebun cabai di Ciangir, Kabupaten Tangerang. Pembangunan kebun cabai dilakukan di lahan milik Pemprov DKI Jakarta seluas 17 hektar di Ciangir.

"Sudah dimulai (penanaman cabai), tapi baru tumbuh 3 bulan lagi. Jadi ini terlambat sedikit, harusnya lahan-lahan tidur di DKI dimanfaatkan minimum untuk kepentingan-kepentingan seperti ini, tanam cabai," kata Sumarsono, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Kompas TV Kenaikan Harga Cabai Jadi Berkah bagi Petani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com