Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung "Lapo" Senayan Berkurang Seiring Terdengarnya Kabar Penutupan

Kompas.com - 17/01/2017, 08:30 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — 
Irwanto (40) atau akrab dipanggil Cuncun terlihat santai merokok di tempat parkir motor kawasan pujasera tradisional Jalan Lapangan Tembak, Senayan, Senin (16/1/2017).

Kebanyakan orang menyebut kawasan itu sebagai “Lapo Senayan". Meskipun tak hanya makanan khas Batak yang dijajakan, nama tersebut tetap dipakai mengacu pada beberapa rumah makan yang sering terlihat ramai dikunjungi.

Sesekali, Irwanto terlibat percakapan pendek dengan temannya, sesama petugas parkir. Kalau ada kendaraan datang, baru lah ia beranjak kembali.

“Belakangan ini santai karena sepi pengunjung, biasanya mah sibuk banget. Di sini kan pengunjungnya banyak,” ujar dia.

Jam kerja petugas parkir di tempat itu terbagi dalam dua jatah waktu, yakni pagi dan sore. Kebetulan, hari ini Irwanto kebagian bertugas pada sore hari.

Menurut Irwanto, pengunjung lapo mulai berkurang karena ada kaitan dengan kabar akan ditutupnya kawasan kuliner tradisional itu. Orang pikir sudah tutup. Padahal, para penjaja makanan di sana masih beroperasi seperti biasa.

Sebagai petugas parkir, Irwanto tak tahu betul seberapa menurun jumlah pengunjung. Jelasnya, pendapatan yang biasanya mencapai Rp 150.000 bisa turun hingga satu pertiga.

“Padahal, ini sumber pencarian utama saya sejak 1992,” kata dia.

Belum lama ini, salah satu pemilik rumah makan yang juga Ketua Paguyuban Pedagang, Paulus Siagian (34), mengaku mendapatkan surat dari pengelola Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) yang berisi perintah untuk mengosongkan kawasan.

"Setelah beberapa kali imbauan, diputuskan bahwa kami harus pergi per 28 Februari 2016,” ujar Paulus.

Rencana penutupan ini disayangkan oleh sebagian besar pedagang di kawasan tersebut mengingat lokasi usaha itu sudah dipakai sejak 24 tahun lalu. Sekarang, omzet pun jadi turun seiring dengan munculnya isu penutupan usaha.

“Sejak dapat pemberitahuan pertama, kami memang sosialisasi pada pelanggan. Nah, sekarang omzet turun karena pelanggan ragu apa kami masih buka atau sudah ditutup,” kata dia. 

Kata pengunjung

Pengunjung memang tak seramai sebelumnya, tetapi pada jam makan siang, bangku dan meja di beberapa rumah makan masih terisi.

Roni (53) bersama anaknya, Ferchonis (17), adalah yang datang hari itu. “Bulan ini sudah dua kali datang ke sini. Mau puas-puasin karena katanya mau tutup,” ujar Roni yang keluar dari salah satu rumah makan khas Batak itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com