Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Tak Mungkin Membangun Tanpa Menggusur

Kompas.com - 20/01/2017, 17:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti di Pusat Peneliti Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Henny Warsilah, menilai, tidak mungkin membangun Jakarta tanpa menggusur.

Ia menyampaikan hal itu terkait pernyataan calon gubernur nomor pemilihan satu dalam debat cagub-cawagub yang digelar KPU DKI Jakarta. Cagub tersebut mengaku punya rencana membangun Jakarta tanpa menggusur.

"Debat pertama itu menarik buat saya. Tim satu itu berbicara tentang konsep membangun tanpa menggusur, saya rasa itu tidak mungkin ya," kata Henny, dalam jumpa pers bersama Aliansi Masyarakat Sipil untuk Konstitusi (AMSIK), di sebuah restoran di Jalan Cikini 1, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).

Dalam acara ini, AMSIK menuntut agar cagub nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tidak ditahan.

(Baca juga: Sylviana: Buat Apa Dipilih buat Gusur-gusur Doang?)

Dia lantas mencontohkan warga Bandar Baru, Kampung Gempol, Kampung Gunung Sahari, dan Kampung Pademangan, yang pernah digusur.

Mereka kemudian dibuatkan rusun di Bandar Baru, Kota Kemayoran. Penggusuran itu dilakukan untuk memindahkan warga ke tempat yang lebih baik.

Warga eks sejumlah kampung itu sebelumnya menempati pinggiran sungai dan rel kereta api. Warga itu digusur lalu direlokasi ke Bandar Baru Kemayoran. Henny mengaku pernah terlibat dalam konsep membuat rumah susunnya.

Dibuatlah rumah susun ala perkampungan yang di sejumlah lantainya terdapat tempat pertemuan, ruang cuci atau masak, ruang publik yang terdapat sarana olahraga, TK, masjid, dan lain-lain.

"Masyarakat tegusur happy-happy saja. Tidak mungkin tinggal di bantaran kali atau hidup di jalur kereta, membahayakan dirinya dan tidak sehat. Jadi ketika dia dipindah, it's okay. Karena sebelumnya pun dia mengontrak," ujar Henny.

Ia berharap, ketika merelokasi, pemerintah memperhatikan tiga hal, yaitu struktur, kultur, dan proses interaksi sosial.

Definisi membangun tanpa menggusur "versi" Henny yaitu memindahkan warga tidak jauh dari tempatnya semula.

Masyarakat diajak berpartisipasi dalam pembangunan dan menentukan masa depannya kelak setelah direlokasi.

(Baca juga: Ahok: Kami Tak Mau Gusur, Kecuali Terpaksa..)

Tiga hal ini dinilainya sudah berjalan pada masa Joko Widodo (Jokowi) jadi Gubernur DKI. Jokowi, lanjut dia, kerap mengajak warga berdialog sebelum merelokasi.

"Dia (Jokowi) pernah melakukan 54 kali pertemuan di Balai Kota hanya untuk menggusur 2.000 kaki lima," ujar Henny.

Pada dua periode kepemimpinan di Jakarta, yakni pada masa Jokowi dan Ahok, ia melihat masyarakat kampung terlibat proses pembangunan.

Namun, ia berpesan ke depan Ahok untuk memperhatikan tiga hal tadi jika akan merelokasi.

"Kedepan Pak Ahok ketika akan merelokasi zona yang berbahaya seperti, pinggiran sungai, kereta api, itu dilakukan dengan tiga hal tadi, ada strukur, kultur, dan proses interaksi sosial," ujar dia.

Kompas TV Penggusuran Jadi Kendala Dalam Pilkada
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com