Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif yang Menarik Membuat Peminat "Pasukan Oranye" Membeludak

Kompas.com - 25/01/2017, 20:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, insentif yang menarik menjadi alasan membeludaknya peminat pelamar petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) DKI Jakarta.

Ia menjelaskan, gaji per bulan yang mencapai Rp 3,3 juta, fasilitas BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja, Kartu Jakarta Pintar (KJP), hingga tunjangan hari raya (THR) yang didapatkan membuat pekerjaan para petugas berjuluk "pasukan oranye" ini tengah diburu warga.

"Lowongan pekerjaan 'oranye' ini meningkat karena insentif yang diberikan menarik, sebesar Rp 3,3 juta. Nah, sekarang kalau gaji di tempat lain belum tentu UMR, UMP, bisa juga cuma Rp 2 juta, Rp 1,5 juta. Ini besar, jadi pasti orang tertarik," ujar Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2017).

Sumarsono menyampaikan, melihat peminat yang semakin banyak sedangkan kebutuhan PPSU yang terbatas, Pemprov DKI mulai memperketat sistem perekrutan. Pemprov mulai menyeleksi secara ketat para pelamar menggunakan sejumlah tes. (Baca: Mereka yang Meninggalkan Pekerjaan Lamanya demi Gaji "Pasukan Oranye")

Tidak hanya untuk pelamar, PPSU yang sudah dikontrak lama juga mendapat penilaian dan diseleksi ulang. Ini agar setiap petugas tetap memenuhi standar target yang diharapkan.

"Nah, celakanya jumlah yang kami sediakan anggarannya tidak meng-cover seluruh peminat sehingga harus ada kompetisi, seleksi," ujar Sumarsono.

Kelurahan yang Kompas.com datangi pada Senin lalu yaitu di Kelurahan Jatinegara, pihak kelurahan membenarkan bahwa jumlah pelamar pasukan oranye di wilayahnya meningkat drastis.

Pelamar pada rekrutmen 2017 jumlahnya mencapai 150 orang atau meningkat dua kali lipat lebih dibanding jumlah pelamar pada tahun 2016 sebanyak 70 orang. (Baca: Terbongkarnya Pungli dalam Perekrutan PHL)

Kompas TV Dipecat Sepihak, 14 Anggota PPSU "Ngadu" ke Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com