JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta memiliki program Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk para pelajar. Tak hanya murid sekolah negeri, murid sekolah swasta juga mendapatkan KJP tersebut.
Salah satu siswi SMA Pusaka 1 Jakarta, Nur Fatqiah Tulzannah (15), mengaku baru mendaftar untuk mendapatkan KJP. Dia mengumpulkan sejumlah persyaratan kepada sekolah.
"Ke guru daftarnya. Ngasih fotokopi KK, KTP orangtua, surat pengantar RT/RW, foto rumah, foto siswa," ujar Nur kepada Kompas.com, Selasa (31/1/2017).
Nur mengaku belum mengetahui kapan dia akan mendapatkan KJP tersebut. Namun, dia menyebut wali kelasnya sudah datang ke rumah untuk melihat langsung kondisi rumah Nur.
Survei ke rumah calon penerima KJP tampaknya menjadi salah satu syarat. Siswi yang sudah menerima KJP, Nurul Khofifah (16), juga mengaku ada guru yang datang ke rumahnya seusai mendaftar KJP saat kelas 8 SMP.
"Ada survei ke rumah, guru yang surveinya," kata siswi kelas 10 SMAN 79 Jakarta itu.
Menjadi motivasi belajar
Nurul mengaku KJP menjadi motivasinya untuk belajar. Dia bisa membeli perlengkapan alat sekolah menggunakan dana KJP.
"Memotivasi banget buat belajar. Kalau SMP kan cuma seragam doang. Semenjak SMA beli cat atrilyc juga," ucap Nurul.
Selain itu, KJP juga memotivasi para siswa untuk terus belajar. Dengan begitu, mereka bisa menjadi siswa berprestasi dan kembali mendapatkan bantuan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) saat masuk ke perguruan tinggi.
Hal itu setidaknya diungkapkan oleh Nur. Meski dia belum menerima KJP, Nur berjanji akan belajar dengan baik.
"Memotivasi juga buat di kuliah, mau juga pas kuliah buat biaya," kata Nur.
Pemprov DKI Jakarta diketahui menyiapkan anggaran Rp 2,7 triliun untuk program KJMU. Program tersebut merupakan program bantuan dana pendidikan untuk membantu pelajar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN). Setiap peserta KJMU nantinya akan menerima dana bantuan sebesar Rp 18 juta per tahun.
Membantu orangtua
Selain memotivasi untuk belajar, para siswa juga merasa KJP membantu orangtua mereka. Sebab, para orangtua tak lagi mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan sekolah.
Tak hanya itu, dana KJP juga digunakan untuk membeli makanan pokok.
"Seneng dapat KJP, ngeringanin beban orangtua juga. Buat keperluan sekolah, terus juga buat beli makanan, beras," Alya Nada Azzahra (16), siswi kelas 9 SMPN 145 Jakarta.
Baik Alya maupun Nurul mengaku KJP milik mereka disimpan oleh orangtuanya. Nur yang baru mendaftar KJP juga rencananya akan menyerahkan KJP itu kepada orangtuanya agar orangtuanya yang mengatur untuk membeli kebutuhan sekolahnya.