Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengacara Ahok soal Bukti Telepon SBY dan Ketua MUI

Kompas.com - 01/02/2017, 13:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pengacara terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sedang mendalami bukti telepon antara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'aruf Amin dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kita sedang melakukan pendalaman itu," kata salah satu pengacara Ahok, Sirra Prayuna, dalam jumpa pers di Rumah Lembang, di Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2017).

Dalam sidang kemarin, salah satu pengacara Ahok, Humphrey Djemat, menyatakan bahwa SBY telah menelepon Ma'ruf sebelum Ma'ruf melakukan pertemuan dengan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Kahfi Dirga Cahya Dari kiri, bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni, Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, bakal calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono dam Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Pertemuan antara Ma'ruf dengan Agus-Sylvi terjadi pada 7 Oktober 2016 di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Humphrey menanyakan, dalam telepon itu, SBY memohon diatur pertemuan dengan Agus dan Sylvi agar bisa diterima di kantor PBNU dan minta segera dikeluarkan fatwa tentang penistaan agama.

Ma'aruf telah membantah hal itu di persidangan. Sirra melanjutkan, yang tahu bukti ini yakni Humphrey.

"Nanti saya tanyakan ke Humphrey soal itu. Nanti dicek dulu karena saya tidak terlalu engeh," ujar Sirra.

Baca: Agus-Sylvi dan Kunjungan ke PBNU serta PP Muhammadiyah

Menurut Sirra, pihaknya tidak punya kewajiban untuk menghadirkan bukti telepon SBY dan Ma'aruf itu ke persidangan. Dia juga keyakinan hakim tidak akan memintanya.

"Kita ini kan bukan berikan alat bukti di persidangan, kita enggak berikan alat bukti," ujar Sirra.

Baca: Agus Titip Salam SBY Saat Kunjungi PBNU dan Muhammadiyah

Selain itu, soal pertemuan Agus-Sylvi dengan Ma'aruf di PBNU sudah diketahui luas karena diliput media.

"Bahwa pertemuan tadi sudah dimuat berbagai media, jam berapa, dimana siapa yang bertemu, kami hanya kutip yang diberikan media bahwa tanggal 7 Ma'aruf Amin ketemu Agus-Sylvi," ujarnya.

Baca: Agus-Sylviana Minta Wejangan ke PBNU

Kompas TV Ketua MUI: Presiden Perintahkan Kasus Ahok Diproses

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com