Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok-Djarot Kumpulkan Rp 60,1 Miliar Dana Kampanye

Kompas.com - 12/02/2017, 15:03 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, berhasil mengumpulkan dana kampanye sebesar Rp 60,1 miliar.

Sebanyak Rp 58,1 miliar dari pemasukan tersebut berasal dari Kampanye Rakyat. Sisanya, berasal dari Ahok-Djarot sendiri yang masing-masing menyumbang Rp 500.000 dan pendapatan lain-lain.

Perwakilan Humas Kampanye Rakyat Junita Kartikasari menyampaikan, patungan dari perseorangan merupakan sumber terbesar pemasukan mereka dengan porsi 99,2 persen.

"Total jumlah masyarakat yang ikut patungan Kampanye Rakyat ada 9.910 NPWP perorangan, dengan (jumlah) patungan sebesar Rp 42,9 miliar dari total Rp 60,1 miliar dana patungan yang masuk," kata Nita di Rumah Pemenangan Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (12/2/2017).

Nita menerangkan, selain perorangan, sumber dana kampanye lainnya berasal dari badan hukum swasta. Meski partisipasi badan hukum ini hanya 0,8 persen dari total partisipan penyumbang, tetapi 26,5 persen dari Rp 60,1 miliar atau sekitar Rp 15,4 miliar berhasil dikumpulkan.

Namun tak semua sumbangan yang masuk bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya, ada Rp 1,7 miliar dari sekitar 2.000 partisipan yang tidak melampirkan formulir sumbangannya. Junita menyebut pihaknya sebelumnya sudah mewanti-wanti masyarakat untuk mengisi formulir jika ingin menyumbang, sebab nantinya akan dilaporkan ke KPU DKI Jakarta.

"Mungkin nomor rekening kami bocor sehingga orang nyumbang langsung ke rekening. Ada beberapa yang transfer aja kami enggak tahu orang ini siapa," kata dia.

Bendahara akan berkonsultasi dengan KPU DKI Jakarta terkait pertanggungjawaban dan penggunaan dana Rp 1,7 miliar tanpa nama itu.

Hari ini, mereka akan melaporkan pemasukan dan pengluaran kampanye ke KPU DKI dengan membawa serta sejumlah boks berisi formulir tersebut. Bendahara tim pemenangan, Charles Honoris mengaku ini merupakan bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap hasil patungan masyarakat yang tidak hanya warga Jakarta, tetapi seluruh Indonesia.

"Belum pernah di Indonesia sumber dana kampanye dari sampai 10.000 orang, karena biasanya kan hanya beberapa badan swasta saja," kata Charles.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com