Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketulusan Hati Pendiri Rumah Baca Panter

Kompas.com - 27/02/2017, 22:30 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang bapak berdiri menyambut kedatangan Kompas.com di rumah baca Panter. Sore itu, dia mengenakan kaus berkerah garis-garis, celana bahan, dan topi.

Bapak tersebut ternyata merupakan ketua komunitas Paguyuban Terminal (Panter) sekaligus pemrakarsa rumah baca. Keinginan untuk membantu anak-anak kurang mampu mendapat pendidikan sudah dimilikinya sejak remaja.

"Dulu, saya ingin sekolah tetapi orangtua tidak mampu untuk membiayai. Sementara itu, tetangga saya adalah orang-orang kaya, tetapi tidak ada yang berkeinginan membantu. Saya tidak ingin seperti mereka," ujar Agus Kurnia, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Agus muda pun bercita-cita ingin dapat membantu anak jalanan agar tidak memiliki nasib seperti dirinya. Maka, ketika terdapat kesempatan untuk membangun tempat pembinaan untuk anak telantar bersama anggota komunitas Panter, dia segera berusaha mewujudkan mimpinya.

Sebagai langkah untuk menarik anak-anak jalanan bersedia dibina, Agus menjanjikan akan menyekolahkan mereka di sekolah formal. Akhirnya, dia bersama komunitas juga membangun sekolah gratis sebagai bentuk pemenuhan janji.

Kasih sayang

Agus tidak hanya menjadi pendiri dan pengurus rumah baca, dia juga memperlakukan anak-anak binaan seperti buah hatinya sendiri.

"Anak-anak menganggap saya seperti ayah angkat. Mereka memanggil saya Abah," ucap Agus.

Agus selalu memberi arahan kepada anak-anak agar memiliki sopan santun. Ketika mereka masih sering datang untuk membaca setelah rumah baca digusur pun dia tetap memberi arahan mengenai etika.

"Saya ingin stigma sosial tentang premanisme anak-anak jalanan hilang," kata Agus.

Selain itu, ada tiga murid binaan yang juga dijadikan anak angkat oleh Agus. Ketiga anak tersebut merupakan yatim piatu yang ditemukan Agus ketika masih bayi. Anak-anak angkat tersebut pun tinggal di rumah Agus.

Tak berhenti di situ, kesuksesan anak-anak binaan juga selalu diupayakan oleh Agus. Salah satunya ditunjukkan dengan memasukkan empat anak binaan yang ingin menjadi ustaz ke sebuah pesantren di Karawang. Mereka dapat bersekolah di sana secara gratis.

Cahyu Cantika Amiranti Aktivitas rumah baca Panter di Depok.
Agus mengaku merasa bangga melihat anak-anak yang awalnya tidak bisa membaca dan menulis, sekarang sudah dapat mengikuti pelajaran di sekolah formal. Bahkan ada yang berhasil mendapat beasiswa di Yayasan Seni Indonesia.

Dia juga merasa bahagia ketika melihat anak-anak jalanan sudah berperilaku santun saat bergaul atau bekerja.

Karena itu, Agus sangat berharap rumah baca dapat berdiri lagi sehingga bisa menampung anak telantar lainnya, yang belum pernah mendapat pendidikan. Dukungan dan bantuan pemerintah pun sangat dia nantikan.

Kompas TV Pemulung di Palu Ini Dirikan Rumah Baca
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com