Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusulkan, Memfungsikan Kembali Stasiun Gambir untuk "Commuter Line"

Kompas.com - 15/06/2017, 06:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengusulkan agar Stasiun Gambir difungsikan kembali untuk layanan kereta rel listrik (KRL) commuter line.

Usulan ini dilatarbelakangi tingginya angka penumpang KRL yang seharusnya turun di stasiun tersebut.

Menurut MTI, tidak diperbolehkannya penumpang KRL turun di Stasiun Gambir membuat mereka terpaksa turun di Stasiun Juanda atau Gondangdia.

Padahal, jarak kedua stasiun tersebut dengan Gambir relatif cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki.

"Saya mengamati yang turun di Juanda dan Gondangdia. Angkanya tinggi sekali. Ternyata yang harus turun di Gambir itu gede banget," kata Presidium MTI Muslich Zainal Asikin dalam acara diskusi bertema "Kemacetan Sehubungan dengan Konstruksi Infrastruktur Transportasi" di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

(Baca juga: Arus Balik Libur Natal di Stasiun Gambir mulai 26 Desember Sore)

Selain mempersulit penumpang KRL, kata Muslich, tidak difungsikannya Stasiun Gambir untuk layanan KRL commuter line ini mempersulit penumpang kereta jarak jauh yang ingin melanjutkan perjalanan dengan KRL.

Menurut Muslich, banyak penumpang kereta jarak jauh yang mengeluh karena harus ke Stasiun Juanda atau Gondangdia untuk melanjutkan perjalanan dengan KRL.

Muslich menyebut keluhan serupa juga disampaikan wisatawan mancanegara. "Masa bawa koper gendong-gendong terus naik ojek turun di Gondangdia. Kayak wong edan. Sementara keretanya lewat Gambir. Malu, ketemu orang-orang asing malu. Ini orang Indonesia gendeng apa ya," ujar Muslich.

Stasiun Gambir sebenarnya masuk dalam daftar stasiun yang dilintasi KRL commuter line. Stasiun ini berada dalam jalur layang yang menghubungkan Stasiun Manggarai dan Stasiun Jakarta Kota.

Namun, sejak pertengahan 2012, Stasiun Gambir tidak lagi difungsikan untuk tempat kedatangan dan pemberangkatan KRL. Kereta hanya melintas di stasiun tersebut tanpa berhenti.

(Baca juga: Selama Libur, Penumpang KA yang Turun di DIY-Jateng 29.000 Per Hari)

Menurut Muslich, kebijakan itu diberlakukan PT Kereta Api Indonesia untuk mencegah bercampurnya penumpang KRL dengan penumpang kereta jarak jauh.

Padahal, kata Muslich, ketakutan itu bisa dicegah dengan memisahkan jalur kedatangan dan pemberangkatan kereta jarak jauh dengan KRL.

"Ngapain ketakutan akan keamanan terus mengorbankan puluhan ribu orang setiap hari," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com