TANGERANG, KOMPAS.com - Pesawat Garuda Indonesia GA 425 rute Bali-Jakarta melakukan go-around dan batal mendarat karena ada pesawat Sriwijaya Air saat sedang bersiap untuk mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (18/6/2017) malam.
Go-around adalah manuver pesawat yang membatalkan pendaratan saat mendekati landasan kemudian menanjak lagi karena suatu sebab. Dalam dunia penerbangan, go-around sering terjadi dan menjadi peristiwa wajar serta menjadi bagian dari standar keamanan penerbangan.
Dalam peristiwa go-around pesawat Garuda GA 425 tersebut, prosedur menghindari bahaya telah berhasil dilakukan berkat sigapnya pilot Garuda yang dipandu petugas Air Traffic Controller (ATC) yang batal mendaratkan pesawat.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, menjelaskan bahwa keberadaan pesawat Sriwijaya Air di landasan karena ada masalah teknis.
"Pesawat Sriwijaya Air SJ 580 Jakarta-Makassar harusnya take off tapi kemudian batal karena alasan teknikal," kata Novie kepada Kompas.com, Senin (19/6/2017).
Novie menegaskan, apa yang dilakukan oleh petugas ATC, pilot Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air, sudah sesuai prosedur.
Mereka juga dinilai cekatan mengabarkan kondisi di lapangan kepada petugas ATC dan melaksanakan instruksi untuk go-around (pembatalan pendaratan) dengan cepat sehingga tabrakan pesawat bisa terhindar.
"Apa yang dilakukan oleh AirNav, pilot Garuda dan Sriwijaya sudah sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP)," ujar Novie singkat.
Sebelumnya, salah seorang warganet bernama Louisa Tuhatu menceritakan pengalamannya berada di pesawat Garuda yang batal landing tersebut di akun Facebook.
Cerita itu dibenarkan oleh pihak Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia saat dikonfirmasi Kompas.com pada Senin (19/6/2017) siang.
Baca juga: Garuda Batal Mendarat di Soekarno-Hatta, Ini Cerita Penumpang
"We were approaching Soekarno-Hatta airport, sky was clear. As the aircraft begun to descend, I could hear the landing gear was pushed down. Couple of moment later, just before touch down, the nose of the Airbus A330-300 turned into upward direction in high speed. The landing gear was retracted and the aircraft flew away from Jakarta to the Java Sea. I panicked, I could feel the eerie silence inside the cabin," demikian penggalan cerita pemilik akun Facebook bernama Louisa Tuhatu, mengawali ceritanya pada Minggu malam.
Louisa melanjutkan, sepuluh menit setelah pesawatnya tidak jadi mendarat, pilot mengabarkan bahwa dia membatalkan pendaratan karena masih ada pesawat di runway.
Louisa pun mempertanyakan mengapa petugas tower atau pusat kendali mengizinkan pesawatnya mendarat ketika masih ada pesawat lain di sana.
"Wow!!!! How can the control tower allow an aircraft to land when the runway is not clear! Thank God we have senior pilots who made the right decision in split second," ujar Louisa lagi dalam ceritanya.
Baca juga: Problem Serius di Balik Pesawat yang Gagal Mendarat di Cengkareng