Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen Minta Pengemudi Bukan Grab Tak Ikut Mediasi pada 10 Juli

Kompas.com - 06/07/2017, 16:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Grab Indonesia mengimbau para pengemudi yang bukan mitra Grab untuk tidak ikut mediasi antara manajemen dan pengemudi yang di-suspend pada 10 Juli mendatang.

Managing Director Grab Indonesia Rizdki Kramadibrata menyatakan, saat unjuk rasa di depan Kantor Grab pada 4 Juli yang lalu, banyak pengunjuk rasa yang bukan merupakan pengemudi Grab, atau mereka yang sudah lama tidak berkontribusi menjalankan layanan melalui aplikasi Grab.

Karena itu, ia tidak ingin hal serupa terulang kembali pada 10 Juli mendatang. "Apabila ada yang bukan pengemudi GrabCar dan yang mungkin kontribusinya sudah menurun, saya harapkan tidak ikut terlibat dalam proses mediasi," kata Rizdki di Kantor Grab, Gedung Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/7/2017).

(Baca juga: Manajemen Grab Sebut Banyak Pengunjuk Rasa yang Bukan Pengemudinya)

Rizdki menilai, ikut sertanya pengemudi yang bukan mitra Grab dalam mediasi nanti bukan suatu hal relevan.

"Kami juga mempertanyakan motivasinya apa kalau yang bersangkutan bukan bagian dari pengemudi GrabCar," ujar Rizdki.

Aksi unjuk rasa di depan Kantor Grab merupakan bentuk protes pengemudi yang di-suspend. Manajemen Grab menyebut para pengemudi tersebut adalah mereka yang ketahuan menggunakan "Fake GPS".

Menurut Ridzki, penggunaan fake GPS merupakan pelanggaran kode etik. Sebab, tidak hanya merugikan pengemudi yang jujur, tetapi juga merugikan penumpang yang harus mengunggu lebih lama.

Rizdki menyatakan, larangan penggunaan fake GPS kerap disosialisasikan pihak manajemen Grab kepada pengemudi, baik melalui surat elektronik rutin maupun kegiatan pelatihan.

(Baca juga: Pengemudi Grab Ungkap Rekannya yang Gunakan "Fake GPS" atau "Tuyul")

Menurut Ridzki, suspend yang diberikan kepada pengemudi yang menggunakan fake GPS ini merupakan bagian dari upaya Grab mempertahankan kualitas pelayanan.

"Kami harap pada tanggal 10 Juli mediasi bisa berjalan dengan baik. Nanti kami sampaikan apa saja indikasi pelanggaran yang dilakukan. Mudah-mudahan mereka bisa menerima sesuai konteksnya," ucap Rizdki.

Kompas TV Ratusan pengemudi taksi online, Grab Car, Selasa (27/6) siang melakukan unjuk rasa di depan kantor pusat Grab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com