Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen Grab Persilakan Pengemudi yang Keberatan untuk Pindah Kemitraan

Kompas.com - 04/07/2017, 20:42 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, saat hendak menjadi mitra Grab Indonesia, para pengemudi GrabCar sepakat untuk mematuhi kode etik yang diberlakukan manajemen.

Ridzki mengatakan, kode etik itu disetujui oleh para pengemudi sebagai bagian dari proses penggunaan aplikasi Grab.

Para pengemudi juga mengetahui sanksi yang diberikan jika melanggar kode etik itu.

"Kami akan menghormati hak-hak mitra pengemudi sesuai dengan syarat dan ketentuan, pelatihan dan kode etik Grab yang diberikan dan disetujui oleh mereka sebagai bagian dari proses ketat penggunaan aplikasi Grab," ujar Ridzki saat dihubungi wartawan, Selasa (4/7/2017).

(Baca juga: Pengemudi GrabCar Minta Manajemen Hapus Larangan "Cancel" Order)

Ridzki mengatakan, sejak awal tidak ada paksaan dari pihak manajemen kepada para pengemudi GrabCar terkait kode etik itu.

Aturan itu, kata Ridzki, diterapkan guna menjaga keselamatan dan pelayanan kepada pelanggan dan pengemudi.

Ia mempersilakan para pengemudi yang tidak sepakat dengan aturan itu untuk mencari platform ride hailing lain yang dianggap memilik aturan lebih ringan dibanding Grab Indonesia.

"Kami mempersilakan mereka untuk memilih platform ride hailing lainnya yang mungkin saja memiliki aturan yang lebih ringan dan menurut pandangan kami berarti kualitas layanan yang lebih rendah, baik bagi penumpang maupun mayoritas pengemudi," ujar Ridzki.

(Baca juga: Pengemudi yang Di-"suspend" Berencana Pindah ke Kompetitor Grab)

Selasa siang, sejumlah pengemudi GrabCar yang terkena suspend melakukan unjuk rasa di depan Kantor Grab Indonesia di Jakarta Utara.

Sejumlah tuntutan disampaikan para pengemudi kepada manajemen Grab Indonesia, di antaranya, manajemen Grab Indonesia diminta mengklarifikasi tuduhan yang disampaikan bahwa para pengemudi di-suspend karena melakukan kecurangan.

Pihak manajemen dituntut membuktikan tuduhan itu dengan bukti-bukti. Grab Indonesia juga diminta melibatkan para pengemudi dalam penyusunan aturan-aturan.

Para pengemudi juga meminta agar pihak Grab Indonesia tak sewenang-wenang memutus hubungan kemitraan dengan para pengemudi.

Kompas TV Para pengemudi Grab berencana menggelar aksi demo memprotes kebijakan Grab yang dinilai curang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com