Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kejar Penitip Senjata Api kepada TKW dari Arab Saudi

Kompas.com - 06/07/2017, 18:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Jajaran Polresta Bandara Soekarno-Hatta masih mengejar pria bernama John yang sempat menitipkan senjata api kepada Saharyati Teba (45), tenaga kerja wanita (TKW) asal Jeddah, Arab Saudi, yang diamankan di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (24/6/2017) lalu.

Pria yang berstatus sebagai buron ini dicari karena dari pengakuan Saharyati, dirinya sudah kenal John sejak 2010 dan sering mengurus pengiriman barang dari luar negeri.

"Selama di Arab Saudi, tersangka SPT (Saharyati) beberapa kali mengirim barang ke Indonesia, yaitu pada 2008, 2010, dan 2012. Dia sudah kerja di Arab Saudi sejak 2006 sampai tahun ini," kata Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Arif Rachman ketika menggelar konferensi pers pada Kamis (6/7/2017).

Sewaktu Saharyati diamankan, salah satu tas yang dia bawa terdeteksi mesin x ray terdapat senjata api bersama holdster dan 21 butir peluru. Adapun enam peluru di antaranya telah terpasang di dalam magasin senjata tersebut.

Baca: Bawa Senjata Api, TKW dari Jeddah Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

Dari pengakuan Saharyati, tas dari John awalnya dititipkan pada 2010, ketika mereka bertemu di tempat penampungan TKI di Arab Saudi.

John berpesan agar Saharyati membawa tas itu untuk kemudian dibawa ke Lombok dan akan diambil kembali oleh John.

"Tas jinjing berwarna coklat itu dikirim menggunakan jasa kargo sistem door to door berikut sebuah koper ke daerah Kalisari, Jakarta Timur. Selang tujuh tahun, pada 22 Juni lalu, SPT yang tiba di Indonesia kembali ke sana mengambil tas itu untuk dibawa ke Lombok," tutur Arif.

Polisi masih menahan Saharyati untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dia dikenakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api ilegal, dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun.

Kompas TV TKI itu diamankan karena membawa senjata api jenis revolver, satu magazine serta puluhan butir amunisi di dalam koper.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com