JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, berdiri di atas laut, berjarak tidak jauh dari Gedung Biru Dermaga Muara Kamal.
Permukiman di ujung Jakarta ini terlihat sederhana dengan puluhan rumah kayu. Tak ada tembok maupun baja.
Jalan setapak yang menjadi akses mobilitas warga pun terlihat sangat sederhana, hanya terbuat dari bambu-bambu yang tersambung.
Pada Jumat (29/7/2022) sore, di antara jalan setapak itu, beberapa warga tengah berupaya menerbangkan layang-layang berbentuk unik.
Kegiatan itu pun menjadi hiburan tersendiri bagi para bocah yang menonton sembari menyemangati warga di sekitarnya.
Baca juga: Menikmati Matahari Terbenam dan Senyum Elok Warga di Kampung Nelayan Kamal Muara
Selain itu, beberapa bocah terlihat sibuk membawa lembaran tali-tali kapal ke ujung dermaga. Sang ayah meminta bocah-bocah itu membantu mempersiapkan keberangkatan mencari ikan malam ini.
Di sisi lain dermaga, seorang bocah lain membawa jaring ikan besar, yang diameternya melebihi setengah tubuhnya.
Di ujung perkampungan, cahaya matahari terbenam dari ujung garis laut juga mempercantik kapal-kapal kayu nelayan yang bersandar di pucuk dermaga kecil.
Tidak banyak kapal kayu yang bersandar di dermaga, tak sampai 20 kapal. Namun, semakin petang, aktivitas dermaga semakin ramai.
"Kalau akhir pekan seperti sekarang, dermaga ramai, banyak tamu yang ingin menyeberang ke Pulau Seribu. Bukan cuma wisata, banyak juga orang yang mau mancing di tengah laut berangkat dari sini," ungkap Satim, warga setempat.
Sebagian besar masyarakat di Kampung Nelayan Kamal Muara berprofesi sebagai nelayan.
Sebagian kecil lainnya, menjajakan jasa angkutan kapal bagi siapa saja yang hendak menyeberang ke Pulau Seribu.
Seiring dengan redupnya cahaya matahari, para nelayan semakin sibuk mempersiapkan perjalanannya untuk malam ini, beriringan dengan lantunan adzan maghrib di kejauhan.