Salin Artikel

Begini Sulitnya Sediakan Air Bersih di Pulau Untung Jawa

BWRO merupakan alat pengolahan air tanah sementara SWRO adalah sistem untuk mengolah air laut agar layak untuk dikonsumsi.

Infrastruktur SWRO di Pulau Untung Jawa terhitung megah karena menghabiskan dana pembuatan di atas Rp 10 miliar dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Namun, SWRO yang mahal itu ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan air bersih warga Pulau Untung Jawa.

Baca: Bupati Pulau Seribu Ingin Utamakan Pembangunan Manusia

"SWRO ini airnya standar Kemenkes jadi mendekati 500 TDS. Ketika dicoba kok enggak enak rasanya. Jadi masyarakat enggak mau, paling hanya buat cuci piring dan cuci baju saja," ujar Lurah Untung Jawa Ade Selamet di Kantor Lurah Untunh Jawa, Sabtu (12/8/2017).

Air laut yang tadinya memiliki kandungan di atas 15.000 TDS bisa dijernihkan menjadi sekitar 300 TDS dengan menggunakan SWRO.

Air tersebut sebenarnya sudah layak untuk diminum. Namun, kata Ade, warga tetap tidak menyukai rasa air laut yang telah diolah itu.

Dia membandingkannya dengan kandungan air mineral kemasan. "Kalau air mineral itu kan 70 TDS," kata Ade.

Hal lain yang mengecewakan, kata Ade, SWRO tersebut belum bisa menghasilkan air dalam jumlah yang memadai.

Fasilitas SWRO hanya bisa menghasilkan 50 meter kubik air setiap harinya, artinya hanya 50 rumah yang bisa mendapatkan air olahan tersebut.


SWRO belum maksimal

Ade membandingkan dengan SWRO yang ada di Pulau Tengah yang bisa mengolah puluhan ribu meter kubik air laut.

"Ini sangat disayangkan ya. SWRO sudah megah gedungnya, sayang gitu. Bupati membandingkan di Pulau Tengah dengan gedung kecil saja itu sudah puluhan ribu meter kubik," ujar Ade.

Akhirnya, air tanah yang diolah BWRO masih menjadi andalan warga Pulau Untung Jawa untuk diminum.

Ade belum memastikan berapa jumlah air yang dihasilkan dari BWRO itu. Namun, selama ini air masih mencukupi kebutuhan warga dan memiliki rasa yang lebih enak.

Baca: Dirut PAM Jaya Bingung Pasokan Air di Jakarta Tak Ditambah sejak 1997

"Masyarakat sini mengonsumsi air itu dengan harga yang cukup murah, hanya Rp 1.000 sampai Rp 3.000 per galon," kata Ade.

Ada pula warga yang memilih membeli air kemasan dalam ukuran galon yang harganya lebih mahal dibanding di Jakarta.

Namun, air tanah tidak bisa selamanya menjadi sumber air warga Pulau Untung Jawa. Ade berharap air olahan SWRO bisa lebih baik agar bisa dikonsumsi warga. "Lama-lama air tanah habis, bisa-bisa enggak minum dong orang pulau," kata Ade.

Kendala pengelolaan aset

Direktur Utama PT PAM Jaya, Erlan Hidayat, menjelaskan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan SWRO.

SWRO dibangun Kementerian PUPR dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam hal ini PAM Jaya.

Namun, beberapa aset SWRO masih merupakan milik Kementerian PUPR dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk penyerahan aset.

"Catatan kerusakan yang sifatnya operasional, PAM Jaya bisa tanggung. Tapi yang sifatnya struktur utama seperti membran, itu bukan tanggung jawab PAM Jaya," kata Erlan.

Baca: PD PAM Jaya Bersedia Dimediasi Komnas HAM soal Penggusuran Warga Lauser

PAM Jaya, lanjut Erlan, bisa saja mengoperasikan SWRO secara optimal, tetapi dengan risiko kerusakan membran yang menjadi salah satu bagian vital SWRO.

Erlan melanjutkan, PAM Jaya bisa saja mengganti membran yang rusak, tetapi harus mendapatkan izin Kementerian PUPR sebagai pemilik aset.

Akibat berbagai macam kendala itu, Erlan menegaskan, fasilitas SWRO di Pulau Untung Jawa baru bisa dioperasikan 8 jam saja.

"Takutnya belum serah terima penuh, alat sudah rusak. Tapi saya sudah minta ke teman-teman untuk paksa saja. Hitung risiko bagi PAM Jaya kalau membrannya rusak. Kalau kita sanggup, kerjakan saja," kata Erlan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/12/17315841/begini-sulitnya-sediakan-air-bersih-di-pulau-untung-jawa

Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke