Salin Artikel

Cerita Pasukan Oranye Bersihkan Kampung Apung, Gatal-gatal dan Gunakan Jangkar

Petugas yang dikenal dengan sebutan Pasukan Oranye ini telah membersihkan kawasan Kampung Apung selama sebulan terakhir.

Koordinator UPK Badan Air DLH DKI, Sahbani, menceritakan penggalan kisah dari 25 rekannya yang terjun mengurai sampah menahun di Kampung Apung. Selama 23 tahun lebih, warga Kampung Apung hidup dengan kondisi tidak sehat, karena kawasan itu jadi lebih rendah dan sering banjir berikut sampah dan eceng gondok yang tumbuh liar.

"Biasanya kalau tugas, teman-teman langsung terjun saja ke air. Kemarin pas pertama-tama, mungkin karena airnya sudah lama ketampung dan enggak mengalir, langsung gatal-gatal, keluar bentol," kata Sahbani, saat ditemui Kompas.com di Kampung Apung, Senin (28/8/2017).

(baca: Berkat Pasukan Oranye, Kampung Apung Bersih dari Sampah dan Eceng Gondok)

Meski merasa gatal-gatal, Pasukan Oranye tetap menyelesaikan tugasnya hingga semua eceng gondok dan sampah bisa terangkut dari sana.

Peralatan yang digunakan Pasukan Oranye pun beragam, mulai dari kapal karet kecil hingga jangkar. Jangkar digunakan Pasukan Oranye untuk menghancurkan daratan baru yang terbentuk dari sampah.

Sampah yang telah lama menumpuk di sana lambat laun mengeras dan seakan-akan membentuk sebuah daratan baru yang tidak akan amblas jika diinjak.

"Enggak bisa pakai cangkul biasa, itu sampai pakai jangkar ditancap lalu ditarik. Ada yang sudah sampai tumbuh pohon, harus ditarik dulu akarnya baru bisa lepas," ujar Sahbani.

Hingga pada awal Agustus 2017, kawasan Kampung Apung untuk pertama kalinya bersih dari eceng gondok dan sampah. Masih ada tumpukan sampah di sana yang dijadikan area khusus penampungan sampah sebelum diangkut petugas ke truk sampah yang datang setiap hari.

Sekitar 23 tahun lalu, di bawah lokasi kampung seluas enam hektare tersebut, ada beberapa kampung lain dan bentangan sawah. Lokasi Kampung Apung saat itu memiliki permukaan tanah yang paling tinggi dibandingkan tempat lain di sekitarnya.

Saat banjir datang, warga kampung lain mengungsi ke Kampung Apung. Karena tidak tahan lagi setiap tahun harus mengungsi ke Kampung Apung, warga di kampung tetangga memilih menjual tanah dan rumahnya kepada pengusaha dengan harga murah.

Pengusaha yang membeli pun kemudian menguruk hingga permukaannya jauh lebih tinggi dari permukaan tanah di Kampung Apung. Di atas tanah tersebut, didirikan gudang-gudang dan menjadi kawasan industri baru.

Saluran-saluran air pembuangan lalu dibangun dengan tinggi dasar saluran melebihi permukaan tanah Kampung Apung. Alhasil, seluruh air kotor limbah industri mengalir ke Kampung Apung.

Jika hujan datang, Kampung Apung sangat rentan banjir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/29/09361851/cerita-pasukan-oranye-bersihkan-kampung-apung-gatal-gatal-dan-gunakan

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke