Sebab, saat ini Pemprov DKI Jakarta belum bisa membantu menggaji para Pak Ogah tersebut. Alasannya, honor untuk Pak Ogah tidak ada dalam anggaran Pemprov DKI Jakarta.
"Kalau gubernur (Djarot) katakan, tahun 2017 ini belum dianggarkan, mudah mudahan tahun 2018 dengan pejabat yang baru ini bisa membantu sehingga terdukung kan, kami harapkan," ujar Halim saat dikonfirmasi, Rabu (20/9/2017).
Halim menambahkan, pihaknya saat ini masih berusaha mencari penyokong dana yang mau menggaji para Pak Ogah. Sejauh ini, belum ada yang merespon hal tersebut.
"Nunggu yang membuka diri untuk honor Supeltas ini," ucap dia.
Baca: Sandiaga Ingin Berdayakan Pak Ogah Saat Dirinya Menjabat
Sementara itu, untuk para Pak Ogah yang telah diberi pelatihan, lanjut Halim, mereka tetap membantu polisi mengatur lalu lintas. Namun, saat ini belum diberikan honor.
"Sudah diberikan pengetahuan, keterampilan, kita sebenarnya kalau dia menerima honor terus tidak nerima dari siapapun itu lebih bagus. Tapi karena kita belum terima honor ya terpaksa ucapan terima kasih dari pengguna jalan dulu," kata Halim.
Pak Ogah selama ini mengatur lalu lintas di titik-titik yang rawan macet atau di putaran jalan dengan berharap imbalan.
Sejumlah polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya telah melatih mereka dengan gerakan dasar pengaturan lalu lintas dan membekali mereka dengan latihan baris-berbaris.
Baca: Kadin DKI: Kalau Kami Diminta Menggaji Pak Ogah, Anggaran dari Mana?
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/20/10493531/di-era-anies-sandi-polisi-harap-pemprov-mau-bantu-gaji-pak-ogah