Salin Artikel

Dukcapil Jaksel Gelar Pencatatan Nikah Massal

Mereka terlihat berpenampilan rapi. Ada yang datang mengenakan baju formal seperti kemeja, ada juga yang mengenakan kebaya, dan pakaian tenun khas suku Batak.

Salah satu pasangan yang datang adalah Gabby dan Vinto yang baru menikah di Gereja Katolik Santo Stefanus Paroki Cilandak beberapa hari lalu. Mereka datang ke Kantor Dukcapil bersama orangtua mereka untuk mencatatakan pemberkatan yang telah dilangsungkan.

Baca: Gelar Nikah Massal, Ridwan Kamil Sebut untuk Kurangi Jomblo di Bandung

"Saya enggak tahu kalau ternyata ini nikah massal, soalnya cuma ingin mencatatkan," kata Gabby ditemui di Kantor Dukcapil Jakarta Selatan, Jalan Radio V, Kebayoran Baru, Rabu siang.

Kantor Duckcapil memang menjadi tempat pencatatan pernikahan pasangan nonmuslim. Keterbatasan jumlah personel untuk pencatatan ini mengakibatkan sulitnya pencatatan saat pemberkatan atau yang dikenal dengan istilah nikah luar balai.

Sehingga, banyak pasangan yang harus datang ke kantor pencatatan sipil agar pernikahannya diakui.

Baca: Menteri Ketenagakerjaan: Banyak Pengantin Nikah Massal yang Grogi

Nikah massal ini tak hanya melayani pasangan baru. Ada juga pasangan yang sudah lama menikah di gereja, tapi belum mendapat pengakuan negara.

Seperti pasangan Roniati Manalu dan Rihard Sibagariang yang sudah menikah di Sibolga, Sumatera Utara, dua tahun lalu.

Roniati bercerita, sesaat setelah menikah, nasib mengantarkan mereka mengadu nasib di Ibu Kota tanpa sempat mengurus pencatatan. Mereka pun kini terdaftar sebagai warga Jakarta Selatan.

"Dulu enggak sempat ke kantor sipil, setelah pindah belum tahu kalau bisa catat di sini, kirain harus balik ke sana ngurus surat pindah," kata Roniati.

Baca: Ada Pasangan yang Memaksa untuk Ikut Nikah Massal di KUA Menteng

Roniati mengaku girang ketika ia didatangi pegawai Dukcapil di gerejanya. Ia diberitahu soal bahwa pencatatan nikah bisa dilakukan di Jakarta tanpa biaya dan waktu lama.

"Saya baru tahu juga pas dikabarin sama gereja. Ya, langsung aja datang ke sini," ujar Roniati.

Sambil menggendong anaknya yang masih bayi, Roniati berdiri di hadapan petugas sambil bergandengan tangan dengan suaminya untuk mendengar petugas membacakan pengesahan.

Setelah palu diketok tiga kali, Roniati dan Rihard pun akhirnya resmi tercatat menikah.

Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Selatan Abdul Haris mengatakan, nikah massal ini digelar sekaligus untuk menyosialisasikan kepada pasangan nonmuslim bahwa pencatatan nikah tidak seperti dulu yang repot dan mahal.

Baca: Puluhan Pasutri Nikah Massal di Grobogan

Jika dulu pencatatan pernikahan mengikuti azas peristiwa, maka pengantin harus segera mendaftarkan pernikahannya di kantor sipil. Jika tidak, mereka akan didenda dan harus mengikuti sidang pengesahan di pengadilan. Saat ini, pernikahan mengikuti azas domisili dan tak ada batas waktu.

"Setelah 55 pasang kita hadirkan, mereka bantu akan cerita bahwa persyaratannya tidak sulit dan lama," ujar Haris.

Haris mengatakan program nikah massal ini tidak dianggarkan oleh APBD. Dana untuk membuat photo booth berlatar "Happy Wedding" dan snack bagi para pengantin, berasal dari uang tunjangannya sendiri.

"Menikah kan harusnya gratis, nah ini kami siapkan karena begitu prosesi kan pasangan-pasangan ini pasti pengin foto," ujar Haris.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/20/15171421/dukcapil-jaksel-gelar-pencatatan-nikah-massal

Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke