Salin Artikel

Pelanggaran di Jalan Margonda yang Membuat Kesal Pengendara

U-turn di depan LBC kerap digunakan pengemudi kendaraan dari arah pertigaan Ramanda yang hendak berputar balik ke arah Citayam. Padahal sebuah rambu lalu lintas yang terpasang sudah jelas menunjukkan kendaraan yang datang dari arah pertigaan Ramanda dilarang memutar balik di lokasi tersebut.

Kendaraan dari arah pertigaan Ramanda dan hendak berputar balik menuju ke arah Citayam sebenarnya sudah disediakan tempat untuk memutar balik. Lokasinya sekitar 500 meter dari u-turn depan LBC, tepatnya di u-turn yang berada di sekitar depan Pesona Khayangan.

Banyaknya pengendara yang melanggar lalu lintas di u-turn tersebut menimbulkan kekesalan pengguna kendaraan lainnya yang merasa sudah tertib. 

Seorang pengendara di lokasi tersebut, Budi (35), menilai jika pelanggar di u-turn dibiarkan, maka bisa memancing warga yang tertib lalu lintas ikut melanggar.

"Iya dong. Orang yang capek-capek muter balik jauh, sampai di sini kena macet gara-gara nungguin orang-orang yang ngelanggar. Kalau tahu gini mending tadi ikut muter balik juga di situ," ujar Budi, Senin (25/9/2017).

(baca: Rambu Tak Dipatuhi, "U-Turn" di Jalan Margonda Jadi Biang Kemacetan)

Pantauan Kompas.com, banyaknya kendaraan dari arah pertigaan Ramanda yang melanggar aturan dengan berputar balik di u-turn depan LBC telah menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas dari arah pertigaan Juanda ke pertigaan Ramanda, termasuk kendaraan yang telah berputar balik sesuai aturan.

Tidak jarang tersendatnya arus kendaraan bisa mencapai 20-40 detik hanya untuk menunggu barisan kendaraan yang melanggar rambu selesai berputar balik.

Senada dengan Budi, pengendara lain yang merasa sudah tertib, Febry (28), menyarankan agar aparat segera menindak pelanggar supaya lalu lintas bisa lebih lancar.

"Karena dari sana lancar, macetnya cuma di sini doang nih," kata Febry.

Di u-turn depan LBC sebenarnya sudah dipasangi barrier (penghalang). Namun, karena jenis penghalang yang dipasang berbahan plastik dan bukan beton, maka mudah digeser.

Menanggapi kondisi tersebut, Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Depok Ajun Komisaris Rasman menyadari masih banyak pengguna jalan yang belum sadar akan keselamatan berlalu lintas dengan melanggar rambu lalu lintas.

"Biasanya polisi melakukan pengaturan di lokasi tersebut sambil mengingatkan pengguna jalan yang akan melanggar," ujar Rasman.

Rasman menyatakan polisi tengah mempertimbangkan menutup u-turn tersebut. Hal itu akan dilakukan jika keberadaannya dinilai mengganggu kelancaran lalu lintas. Rasman menyatakan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Depok.

"Nanti kalau sekiranya sangat mengganggu keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas, maka u-turn tersebut akan ditutup," kata Rasman.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/26/11222561/pelanggaran-di-jalan-margonda-yang-membuat-kesal-pengendara

Terkini Lainnya

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Megapolitan
Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke