Salin Artikel

Modus Pengedar Narkoba, Manfaatkan Medsos dan Ojek "Online"

Aktivitas pengedar narkoba kini sulit terlihat, bahkan di tempat hiburan malam yang dianggap rentan penyalahgunaan narkoba.

Seperti di salah satu tempat hiburan malam di Mangga Besar, Jakarta Barat, pengunjung tidak diperiksa ketat, pemeriksaan terkesan hanya formalitas.

Meski begitu, di dalam tempat hiburan malam tidak terlihat ada transaksi narkoba. Baik itu di tempat-tempat yang sepi semacam toilet hingga pojok ruangan.

“Di sini memang untuk narkoba dilarang, sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, kalau ada yang bawa narkoba dan dilaporkan, bisa tutup bisnis di sini,” kata seorang petugas keamanan diskotek tersebut, Jumat (21/7/2017) lalu.

(baca: VIK, Lepaskan Jerat Narkoba)

Seorang pengedar narkoba yang ditemui terpisah, S (21), mengatakan bahwa dia dan teman-temannya memanfaatkan media sosial untuk mengedarkan narkoba karena lebih aman.

“Lewat media sosial sekarang, lebih halus,” ucap S.

Menurut S, pengedar narkoba juga sering memanfaatkan layanan ojek berbasis aplikasi atau online dengan mengemas barang terlarangnya bersama barang lain atau dikemas seperti sebuah dokumen.

Banyak pengedar narkoba meninggalkan cara jual-beli konvensional. Para bandar baru mau melayani pesanan saat mereka sudah menerima uang transfer, dan mengutus orang lain untuk mengantar narkoba kepada pemesan.

“Saya sih caranya bersih, saya paling enggak mau hand to hand. Misalnya, saya buang sabu di mana, nanti ada yang ambil di situ. Banyak caranya,” ujar S.

(baca: Jokowi Instruksikan Tembak di Tempat jika Bandar Narkoba Melawan)

Kelihaian para pengedar menyebabkan peredaran narkoba di Indonesia semakin merajalela. Menurut polisi, penyelundup narkoba jaringan internasional menjadikan Indonesia pangsa pasar yang empuk.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba di Indonesia berkisar hingga lima juta orang, mayoritas berada di Jakarta dan rata-rata berusia 25-30 tahun.

"Sekitar 600.000-1,2 juta pengguna (narkoba) ada di Jakarta," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, beberapa waktu lalu.

Pemerintah dan kepolisian menyatakan Indonesia darurat narkoba dan menabuhkan perang terhadap peredarannya. Para bandar diancam hukuman tegas hingga hukuman mati.

Nico menyampaikan, pada 2016-Juli 2017, polisi mengungkap 8.510 kasus narkoba dengan 10.651 tersangka, 68 orang di antaranya warga negara asing dan delapan orang di antaranya ditembak mati karena melawan saat ditangkap.

Simak dan nikmati laporan mendalam mengenai peredaran narkoba beserta kasus dan kisah para pecandu dalam Visual Interaktif Kompas (VIK) dengan judul "Lepaskan Jerat Narkoba".

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/04/14233071/modus-pengedar-narkoba-manfaatkan-medsos-dan-ojek-online

Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke