Salin Artikel

Cerita Purwati, Pedagang Kopi Keliling yang Memilih Tidur di Pinggir Selokan

Purwati mengatakan penghasilannya sebagai tukang kopi keliling tak cukup untuk mengontrak rumah.

"Saya diminta orang jualan kopi di rumah, kadang keliling, kadang disuruh nyuci, nanti dapet makan, sehari biasanya paling dapet Rp 20.000-Rp 40.000," kata Purwati, Jumat (9/10/2017).

Purwati mengatakan ia tidur di jalan sejak rumah gubuknya di Jalan Dahlia yang terletak tak jauh dari Jalan Gandasuli, digusur pada 2013 silam.

Gubuk Purwati di pinggir rel dianggap menduduki jalur hijau. Saat itu ia hanya menerima sepucuk surat dari Kantor Kelurahan. Para warga yang tergusur sebagian dipindah ke Rusun Tambora. Purwati mengaku tak dapat jatah unit rusun.


Baca: Purwati, Pedagang Kopi Keliling yang Anaknya Berangkat ke Kanada 

Ia kemudian hidup lantang-luntung bersama anak bungsunya Subehi (11). Purwati mengaku sempat diberi tempat tinggal oleh Lurah saat itu, namun tak betah dan akhirnya pergi.

Ia juga sempat merantau ke Yogyakarta dan bekerja di sana namun juga tak betah. Purwati memilih tinggal di jalan.

Setelah kisahnya diketahui pihak Kementerian Sosial, pada Jumat (6/10/2017) malam pukul 22.30, Purwati dan Subehi akhirnya diboyong ke Rumah Sosial Perlindungan Anak (RSPA) Bambu Apus.

Tak hanya Purwati

Sebelum Purwati pergi, Kompas.com menyambangi keluarga Purwati. Sebagian besar dari mereka ternyata masih bertahan di Jalan Dahlia, dengan kondisi yang tak jauh lebih baik dari Purwati.

As'ad misalnya, paman Purwati yang kerap dipanggilnya dengan 'Uwa' ini hidup di pinggir jalan beralaskan papan dan spanduk bekas sebagai tenda. Kondisinya sudah lemah, tak mampu bekerja.

Baca: Purwati Mengaku Nyaman Tidur Beralaskan Kardus di Pinggir Selokan 


Mereka sempat meminta Purwati dan Subehi tinggal bersama mereka, namun Purwati memilih berjuang sendiri.

Selain As'ad, ada bibi, keponakan, dan kakak Purwati yang hidup serupa. Mereka bekerja sebagai pemulung di daerah Senen.

"Waktu nyalon (Gubernur), Jokowi (Joko Widodo) lewat sini dari ujung gang jalan sampai ujung, eh pas menjabat tahun depan langsung kami digusur," kata Parno, salah satu kakak Purwati.

Parno dan warga lainnya masih ingat bagaimana Jokowi batal menyantuni tetangga mereka yang sakit karena takut yang lain akan iri.

Parno, yang masih mengenakan kemeja kotak-kotak sisa kampanye Jokowi, mengaku sempat meminta agar mereka tak digusur.

Namun pada 2013, mereka digusur. Alternatif tinggal di rusun tak jauh lebih baik bagi mereka. Sebab mereka tak sanggup membayar sewa dan iuran bulanan.

Mereka akhirnya kembali menempati tanah ilegal, menunggu kapan waktu selanjutnya digusur.

"Ini kami lagi deg-degan, karena dari kemarin dibongkar-bongkarin Satpol PP," ujar Parno.

Lurah Kramat Suparjo yang absen ketika Purwati dipindah, mengatakan pihaknya sudah memberikan rusun bagi warganya.

"Sudah kami tempatkan di rusun banyak yang enggak betah," kata Suparjo.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/09/09275631/cerita-purwati-pedagang-kopi-keliling-yang-memilih-tidur-di-pinggir

Terkini Lainnya

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke