Salin Artikel

Penjelasan Lengkap Djarot Mengapa Tak Hadiri Pelantikan Anies-Sandi

Kepada Najwa Shihab, Djarot buka-bukaan mengenai alasannya tidak hadir dalam sertijab. Najwa menayangkannya secara live tadi malam, Minggu (22/10/2017), melalui akun Youtube, Instagram, dan Facebook.

Saat ditanya mengenai urgensi bertemu Anies-Sandi, Djarot menjawab yang paling penting bagi dia adalah keluarga.

"Saya lebih urgent bertemu dengan keluarga dulu untuk bersama-sama," ujar Djarot.

Sudah tiga tahun, Djarot tidak berlibur bersama keluarga. Sudah lama Djarot dan istrinya, Happy Farida, berangan-angan untuk mengajak anak-anak liburan. Dia pun langsung meluncur ke Labuan Bajo setelah melepas jabatan, meskipun baru satu hari.

Terkait sertijab, Djarot merasa tidak ada kewajiban untuk menghadiri itu. Dia sudah melepas jabatan pada 14 Oktober dan sudah mengikuti prosesi pelepasan pada 15 Oktober.

Ketika itu, Djarot mengikuti acara perpisahan dari Balai Kota DKI sampai Gedung Joang. Dia merasa tugas-tugasnya sudah selesai sampai di situ.

Selain itu, tongkat estafet juga sudah diberikan kepadal Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah yang diangkat menjadi Plh Gubernur.

"Artinya secara tugas-tugas kedinasan sudah selesai," kata Djarot.

Tak terima undangan

Selain tidak datang pada sertijab, Djarot juga tidak datang pada saat pelantikan di Istana. Dia mengaku tidak menerima undangan untuk menghadiri acara pelantikan Anies-Sandi.

"Terus terang saja, undangan di Istana itu kan harus ada bukti ya, saya enggak terima," kata Djarot.

"Kami sudah cek ke mantan ajudan apa ada undangan buat Bapak? Enggak Pak," tambah dia.

Djarot menilai, undangan fisik itu penting. Mencoba berbaik sangka, Djarot berpikir mungkin sebenarnya ada undangan untuk dia. Bisa saja undangan itu tidak sampai kepada dia karena kini Djarot sudah pindah rumah.

Akibat ketidakhadirannya, banyak pihak yang menilai Djarot tidak legowo. Djarot disebut-sebut tidak bisa menerima kekalahannya dan tidak ikhlas melepas jabatan. Namun Djarot tidak peduli dengan itu semua.

"Begini, sebaiknya konsentrasi kepada kerja sajalah. Masalah seperti ini bagi saya tidak begitu penting. Kalau saya mau ketemu, saya bisa datang ke tempatnya, saya bisa datang ke kantor," ujar Djarot.

Toh, orang yang melakukan serah terima jabatan juga bukan Djarot. Djarot mengatakan, secara seremonial bukan dia yang berhak untuk mengikuti prosesi itu. Ketika jabatan gubernur diserahkan kepada Sekda DKI Saefullah, maka Saefullah juga yang melakukan sertijab kepada Anies-Sandi.

"Seremonial simbolis penyerahan itu bukan saya lho, Sekda lho sebagai Plh," kata dia.

Alih-alih meributkan hal seremonial, Djarot merasa yang paling penting adalah urusan substansi selama masa transisi. Djarot mengatakan, dia sudah menyiapkan semuanya agar proses sertijab berjalan baik. Buku memori jabatan dibuat dengan lengkap.

Selain itu, dia juga menginstruksikan agar ruang kerja untuk Anies-Sandi dipersiapkan dengan baik. APBD-Perubahan 2017 sudah diketok dan surat-surat yang tersisa sudah diselesaikan. Menurut dia, semua itu jauh lebih penting dibandingkan ketidakhadirannya dalam sertijab.

"Daripada secara seremonial tapi substansinya kami abaikan, enggak bagus dong," kata Djarot.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/23/09523121/penjelasan-lengkap-djarot-mengapa-tak-hadiri-pelantikan-anies-sandi

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke