Salin Artikel

Pelihara Ikan di Selokan Jadi Cara Komunitas Ojek Daring Cegah Stres

Saat melintasi flyover (jalan layang) Mampang dari arah Senopati ke arah Pancoran, Kompas.com memutuskan beristirahat sejenak di halte lapangan dekat proyek apartemen kawasan Tendean. Di halte itu, ada beberapa pengemudi ojek daring yang sedang menunggu order dari calon penumpangnya sambil bersenda gurau.

Sepintas tak ada yang aneh dengan pemandangan itu. Raut wajah para pengemudi ojek daring itu tampak senang.

Semula Kompas.com berpikir mereka mungkin sudah dapat order yang banyak sehingga bisa tersenyum semringah. Ternyata tidak. Dengan banyaknya orang yang menjadi pengemudi ojek daring, persaingan jadi semakin ketat. Tak jarang para pengemudi ojek daring hanya membawa uang sedikit untuk keluarganya di rumah.

Lalu apa yang membuat para pengemudi ojek daring yang tergabung dalam komunitas Anak Pohon di tempat itu tampak tetap ceria?

Rupanya mereka punya cara unik untuk sedikitnya mengurangi stres dan kepenatan jalanan Jakarta. Komunitas yang terbentuk sejak 2014 itu mencoba memelihara ikan di selokan yang tepat berada di belakang halte.

Awalnya mereka mengumpulkan uang Rp 5.000 dari setiap anggota yang saat ini berjumlah 22 orang untuk membeli 150 benih ikan gurame. Bibit ikan itu dilepas di selokan yang dialiri air dari proyek pengerjaan apartemen.

Ternyata jenis ikan itu tidak cocok di air tersebut. Benih ikan yang mereka tebar semuanya mati. Mereka kemudian kembali mengumpulkan uang untuk membeli benih ikan emas. Ikan emas cocok dan berkembang sampai panen.

"Pertama kali panen kami ambil 15 ekor, rata-rata ukurannya sekilo," kata Lukman, seorang anggota komunitas Anak Pohon, sambil memberi makanan ke ikan yang berada di selokan seukuran 2 meter persegi, Kamis.

Menurut Lukman, ikan yang dipanen bersama teman-temannya dikonsumsi bersama-sama dengan cara digoreng dan dimakan di halte tempat mereka sering berkumpul.

Lukman dan kawan-kawan kemudian menebar benih ikan nila merah. Selain rasa daging yang gurih jika digoreng, ikan jenis itu juga memiliki warna yang unik. Benar saja, ikan nila merah yang mereka tebar beranak pinak.

Ketika menengok ke bagian belakang halte yang penuh ikan, rasanya ingin berlama-lama di sana. Kumpulan ikan warna-warni yang berenang ke sana kemari membuat pikiran jernih.

"Obat stres ini, Mas. Kalau kami habis narik, di jalan, kan, penat banget karena macet. Begitu lihat ini (ikan) sambil kasih makan, jadi segar lagi," kata Sukari yang merupakan pengurus komunitas Anak Pohon.

Selokan itu juga menjadi magnet bagi para anggota untuk berkumpul.

Para pembeli ikan beberapa kali datang ke situ. Namun, mereka belum berniat menjualnya karena ketersediaan ikan yang masih sedikit.

Mereka kini berharap ada pemodal yang ingin menyuntikkan dana untuk memperluas lahan.

"Kami berharapnya ada orang yang bisa kasih modal untuk perluas lahan ini biar bisa kami manfaatkan, bisa jadi penghasilan tambahan kami juga," kata Sukari.

Sejauh ini, tujuan mereka pelihara ikan hanya untuk mengatasi stres sesudah menjalani aktivitas sebagai pengemudi ojek daring. Selain itu, jika ada acara kumpul bersama, ikan yang ada di kolam itu diambil untuk kemudian dikonsumsi bersama.

"Ikan dibersihin di sini, digoreng di sini, dimakan juga rame-rame di sini," kata Melita, satu-satunya perempuan dalam komunitas itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/02/14330531/pelihara-ikan-di-selokan-jadi-cara-komunitas-ojek-daring-cegah-stres

Terkini Lainnya

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju di Pilkada DKI

Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju di Pilkada DKI

Megapolitan
Pegi Melawan Lewat Praperadilan, Ingin Buktikan Bukan Pembunuh Vina

Pegi Melawan Lewat Praperadilan, Ingin Buktikan Bukan Pembunuh Vina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 3 Juni 2024, dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 3 Juni 2024, dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 'Horor' di Margonda pada Sabtu Sore | Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

[POPULER JABODETABEK] "Horor" di Margonda pada Sabtu Sore | Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke