"Kita ada 5 keluarga, semuanya cari kontrakan baru buat ngungsi sementara," kata Reza, salah satu warga Jatipadang kepada Kompas.com, Senin (13/11/2017) malam.
Reza mengaku telah 10 tahun tinggal di dekat tanggul yang jebol tersebut. Ia bersama keluarganya telah nyaman mengontrak di daerah itu.
"Nyaman tinggal di sini. Kontrakan harganya murah cuma Rp 750 ribu, kamar luas, ada kamar mandi di dalam," terangnya.
Namun, akibat tanggul jebol, Reza harus membawa istri beserta mertuanya untuk mencari kontrakan baru dengan harga yang lebih mahal.
"Saya ngontrak di RT 04 dekat sini, jadi lebih mahal Rp 1,7 juta sebulan. Dua kali lipat harganya," keluhnya.
Hal serupa dialami Wahyu yang kontrakannya bersebelahan dengan Reza. Wahyu harus membawa istri dan ketiga anaknya yang masih kecil untuk mengungsi ke kontrakan baru.
"Hujan-hujan bawa anak, enggak mikirin harta benda, yang penting keluarga selamat dulu," ujarnya.
Keluarga Ade, Giri dan Rustam pun demikian. Ketiganya masih sibuk mencari kontrakan baru untuk ditempati sementara oleh anggota keluarga mereka.
"Sebenarnya kita nyaman di sini, tapi karena trauma takut jebol lagi, kita pindah dulu. Kalau sudah permanen dibenerin, baru kita balik lagi," tutur ketiganya.
Tanggul yang jebol sejak beberapa waktu lalu hingga kini belum diperbaiki secara permanen. Untuk sementara, tanggul jebol tersebut hanya ditutupi dengan tumpukan karung pasir.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/13/21043991/tanggul-jebol-belum-diperbaiki-warga-jatipadang-terpaksa-cari-kontrakan