Salin Artikel

Diamond, Diskotek Ketiga yang Ditutup Pemprov DKI

"Kemarin sore Kepala Satpol PP datang melaporkan mengenai Diamond, bagaimana tindak lanjut, di mana di situ pernah dilakukan penangkapan atas penggunaan narkoba. Lalu beliau tanyakan bagaimana langkah ke depan? Kami jalankan Perda Nomor 6 itu," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (14/11/2017).

Sejak masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berlaku aturan tegas yang wajib diikuti semua pengusaha hiburan malam. Jika ditemukan penyalahgunaan narkoba di dalam tempat hiburan sebanyak dua kali, izin usaha akan langsung dicabut. Usaha sejenis tidak boleh lagi berdiri di tempat yang sama.

Diamond pertama kali mendapat surat peringatan pada April 2017. Surat itu menjadi peringatan bagi manajemen Diamond. Satu kali lagi mereka melanggar perda, tempat itu terancam ditutup.

Pada September, seorang politisi Golkar, Indra J Piliang, bersama dua rekannya ditangkap di Diamond. Dia ditangkap dengan barang bukti alat hisap sabu, cangkong bekas pakai, satu plastik bekas pakai, dan sebuah korek api.

Namun, tidak ada barang bukti narkoba dalam penangkapan itu. Setelah dilakukan tes urine, Indra dinyatakan positif mengonsumsi sabu. Setelah itu, Satpol PP DKI Jakarta melakukan penyegelan terhadap Diamond sambil menunggu hasil penyelidikan polisi.

Hasil penyelidikan polisi diperlukan sebagai landasan Pemprov DKI menutup Diamond. Beberapa waktu lalu, Polda Metro Jaya mengirimkan surat hasil penyelidikan kasus diskotek Diamond kepada Pemprov DKI Jakarta. Hasilnya ada penggunaan narkoba di dalam tempat itu, tetapi narkoba yang digunakan bukan berasal dari dalam diskotek.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan itu sudah masuk dalam pelanggaran pasal. "Menurut hemat saya, sudah kena pasal itu," ujar Yani.

Namun, Yani belum mau membeberkan kapan eksekusi penutupan permanen diskotek Diamond dilakukan. Dia hanya mengatakan, eksekusi akan dilakukan secepat mungkin.

Penutupan diskotek Diamond menambah panjang daftar tempat hiburan malam yang ditutup karena narkoba. Diamond menjadi tempat hiburan ketiga setelah sebelumnya Stadium dan Mille's.

Diskotek Stadium ditutup pada Mei 2014. Penutupan dilakukan setelah ada oknum anggota polisi mengalami overdosis di sana. Sementara penutupan Mille's dilakukan karena ada oknum anggota Polres Metro Tangerang, AKP Sunarto, yang ketahuan mengonsumsi narkoba di diskotek tersebut.

Peringatan Pemprov DKI

Anies Baswedan mengingatkan para pengusaha tempat hiburan malam mematuhi peraturan daerah, khususnya Perda Nomor 6 Tahun 2015 tentang Kepariwisataan yang mengatur soal penyalahgunaan narkoba.

"Jadi, kami, Pemprov DKI, ingin kirimkan pesan kepada semua, jangan biarkan tempat Anda jadi tempat peredaran narkoba," ujar Anies.

"Artinya, apabila tempat itu ditemukan, kami tidak akan berikan kompromi," tambahnya.

Anies ingin pengusaha hiburan malam berkontribusi dalam pengawasan narkoba. Kata dia, ini demi masa depan generasi penerus bangsa.

Selain pada tempat hiburan malam, Anies mengatakan, Pemprov DKI juga akan mengaktifkan RW siaga untuk memantau peredaran narkoba di kampung.

"Kami enggak akan kompromi pada narkoba dan ingin semua keluarga dan orangtua di Jakarta merasa tenang di tempat ini karena Pemprov-nya aktif perangi dan cegah narkoba," kata Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/15/06324131/diamond-diskotek-ketiga-yang-ditutup-pemprov-dki

Terkini Lainnya

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke