Saat itu, Persatuan Delman Betawi menagih janji Sandiaga pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 untuk mengizinkan delman kembali beroperasi di kawasan Monas.
Sandiaga bercerita, di New York, Amerika Serikat, delman menjadi daya tarik pariwisata. Delman-delman itu dipercantik. Dia ingin delman-delman di Ibu Kota juga ditata seperti di New York. Sandiaga menyebut, delman itu bisa dirias dan diberi musik.
Selain menjadi daya tarik wisata, Sandiaga menyebut beroperasinya delman bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah penghasilan bagi para kusir delman.
Namun, para kusir harus dilatih merawat kuda-kuda mereka. Dengan demikian, meskipun delman beroperasi, kuda-kuda tidak akan tersiksa dan memiliki penyakit.
Menuai kontroversi
Rencana Sandiaga tersebut menuai penolakan. Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menolak rencana Sandi yang ingin menghadirkan kembali wisata delman di Monas dengan sejumlah alasan.
Pendiri JAAN Femke den Haas khawatir kehidupan kuda akan terancam jika delman dipaksakan beroperasi. Jalanan di Jakarta kini sudah tak ramah untuk kuda. Lalu lintas padat dengan banyaknya kendaraan bermotor yang melintas.
Apalagi, kuda yang dijadikan wisata delman di Monas datang dari wilayah yang jauh, seperti Depok dan Puri Kembangan.
Femke juga khawatir, pemilik delman selama ini kurang memperhatikan kesehatan kudanya dan dipaksa kerja rodi.
Sepanjang pengawasan JAAN, kuda-kuda tersebut terus bekerja tanpa ada istirahat.
Apalagi, tidak ada standard operating procedure (SOP) bagi kuda yang dipekerjakan menjadi andong atau delman.
"Harus diperiksa juga kesehatannya. Nanti kami akan ajak kelompok pemerhati masalah kesehatan hewan ini, khususnya kuda, untuk ikut dalam pembicaraan ini," ucap Sandiaga.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/21/08341011/delman-jadi-daya-tarik-wisata-rencana-sandiaga-yang-tuai-penolakan