"Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mempercepat penyelesaian tanggul penahan muka air laut melalui program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang saat ini sedang dibangun kementrian PU, BBWSCC dan dinas SDA Provinsi DKI Jakarta," kata Teguh saat dihubungi Rabu (6/12/2017).
Teguh mengungkapkan, saat terjadi banjir rob pada Selasa (5/12/2017) kemarin pukul 12.00 WIB, tinggi permukaan air laut mencapai 255 cm dalam kondisi puncak siaga 1. Setelah penanganan dengan menggunakan kantung pasir dan menyiagakan pompa air di beberapa lokasi, air yang melimpas ke permukiman warga berangsur-angsur surut.
Kondisi itu diperkirakan akan masih terjadi dua hari ke depan.
Beberapa wilayah yang rawan terkena dampak kenaikan permukaan air laut adalah kawasan Pluit, Muara Angke, dan Sunda Kelapa. Sementara wilayah yang kemarin terkena rob adalah Luar Batang, Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan dan Muara Angke.
Pihak SDA DKI Jakarta telah membuat perencanaan untuk mengurangi rob di wilayah tersebut. Luar Batang rencananya akan dipasangkan spoon pile tahun depan guna mengurangi efek rob. Kamal Muara akan dipasang u ditch. Di Kapuk Muara akan diupayakan penertiban untuk memperluas potensi upaya teknis. Wilayah Pejagalan akan dilakukan penambalan sheet pile , terutama di Kali Angke.
Menurut Teguh, jika dipercepat, pembangunan tanggul laut dapat selesai pada akhir 2018.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/06/09470211/pembangunan-tanggul-laut-perlu-dipercepat-demi-cegah-banjir-rob