Salin Artikel

Pencatatan Aset DKI dengan e-Aset Sudah Dimulai Sebelum Anies-Sandi

Meski begitu, Firdaus tidak tahu pasti kapan persisnya pencatatan dengan e-aset dimulai. Yang pasti, pencatatan dengan e-aset sudah berlangsung saat Heru Budi Hartono menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta. Heru kini jadi Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres).

Heru menjabat sebagai Kepala BPKAD DKI Jakarta pada era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Di akhir 2016 itu sudah ada sistem informasi asetnya. Waktu itu, kan, zaman Kepala BPKAD Pak Heru ya, sudah ada itu sistem informasi," kata Firdaus kepada Kompas.com di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (19/12/2017).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kemarin mengatakan, pencatatan aset baru kali ini dilakukan setelah 490 tahun sejarah kota Jakarta. Ia juga mengatakan bahwa banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait laporan keuangan Pemprov DKI. Salah satunya yakni pencatatan aset.

"Pekerjaannya buanyak banget, buanyak banget, dan ini ya 490 tahun (aset) enggak dicatat, baru kali ini Pak Firdaus dan teman-teman yang catat," ujar Sandi, kemarin.

Menurut Firdaus, sejak dia memimpin BPAD, pihaknya terus mengembangkan e-aset sesuai arahan BPK. BPK meminta Pemprov DKI memperbaiki fitur-fitur e-aset tersebut.

Ia menjelaskan, mulanya e-aset hanya digunakan untuk mendata aset-aset setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI. E-aset itu kemudian terus dikembangkan sehingga ada e-pemanfaatan, e-fasos fasum, dan e-penghapusan.

"Itu kami masukkan dalam satu sistem informasi aset," kata Firdaus.

Terlepas dari e-aset, Firdaus menyebut Pemprov DKI Jakarta sudah sejak lama melakukan pencatatan aset. Aset-aset yang sudah dicatat sejak dulu itu menjadi basis data yang divalidasi BPAD. Selain itu, sensus aset pada 2008 juga menjadi basis data yang digunakan BPAD.

"Data dari hasil yang BPKAD buat itu sistem informasi aset, databasenya saya ambil, kemudian hasil sensus 2008 itu datanya kami ambil juga. Jadi, itu data kami kumpulkan jadi satu. Itu menjadi data dasar kami di BPAD untuk melakukan verifikasi dan validasi aset," ucapnya.

Sambil e-aset terus dikembangkan, setiap SKPD terus menginput data aset yang dimiliki. Saat ini, aset yang diinput sudah mencapai 98,9 persen. Dari total aset senilai Rp 421 triliun, tinggal sekitar Rp 4 triliun yang belum di-input. Input aset itu harus selesai pada Kamis (21/12/2017) mendatang.

"Patokan kami itu kan hasil audit BPK. Jadi, kami samakan dulu dengan hasil audit BPK dan BPK yakin dengan Rp 421 triliun memang asetnya ada. Sekarang tinggal kurang lebih Rp 4 triliun," ujar Firdaus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/19/19291051/pencatatan-aset-dki-dengan-e-aset-sudah-dimulai-sebelum-anies-sandi

Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke