Kompas.com mendapatkan beberapa nama yang mengikuti program OK OCE ini dari Faransyah, koordinator OK OCE yang berada di Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mereka ada yang baru memulai usaha, ada juga yang memang sudah punya usaha sebelum ikut program OK OCE.
Salah satu peserta OK OCE yang baru mengikuti usaha adalah Esti Ginting. Sebelumnya dia menjabat sebagai manager di salah satu perusahaan ekspedisi. Dia meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi ibu rumah tangga. Namun, karena terbiasa bekerja, Esti mengaku bosan dan berpikir untuk membuka usaha.
"Saya keluar kerja Maret 2017 mau jadi ibu rumah tangga, lalu ada teman bilang coba masuk ke OK OCE. Begitu saya lihat di internet, ada nomor kontak yang tertera, kemudian saya hubungi," kata Esti kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2018).
Esti mendapatkan informasi bahwa ada pelatihan pengembangan wirausaha dari tim OK OCE. Saat mengikuti program OK OCE, Esti diajarkan cara memulai untuk membuka usaha. Dengan modal hanya Rp 50.000 Esti memulai usahanya pada September 2017 dengan menjual sosis solo.
"Kita didampingi langsung oleh coach Faransyah, kemudian kita mengembangkan bisnis melalui online, pesen dulu masakannya, ditransfer, baru dibuatkan," ucap Esti.
Seiring berjalannya waktu, dari yang tadinya berjualan sosis solo, kini Esti sudah merambah ke makanan boks berupa ayam bakar yang diberi merek Ayam Bakar Saja Kitchen.
"Modal saya 0 karena sistemnya pesan dulu, transfer, baru dibuatkan. Omset awal 4 juta, terakhir di Desember 2017 omset saya sudah sampai 13 juta, target saya di Januari ini 15 juta," ujar Esti.
"Sangat bermanfaat, kalau saya tidak ikut OK OCE mungkin saya hanya jadi ibu rumah tangga yang duduk santai tanpa pemasukan," ujar Esti.
Ada juga Dahlia Alwi yang mengikuti program OK OCE sejak awal, saat Anies-Sandi masih kampanye pada Pilkada DKI 2017.
Dahlia yang merupakan guru taman kanak-kanak ini bergabung dengan Jaringan Wirausaha OK OCE (JWO) dengan tujuan memajukan usaha yang dirintisnya yakni salad buah sejak dua tahun lalu.
"Buka usaha sudah sekitar 2 tahun lalu, terus ikut OK OCE ketika Anies-Sandi masih kampanye," ucap Dahlia.
Di Jaringan Wirausaha OK OCE yang diikutinya, Dahlia mendapatkan ilmu pengembangan usaha dan mendapatkan jaringan pertemanan sesama pengusaha dan orang yang baru memulai usaha untuk saling tukar pengalaman.
"Sekarang punya 30 reseller, karyawan 5, omset sebulan 50 sampai 60 juta," kata Dahlia.
Selain Esti dan Dahlia, ada juga Dwi Firmansyah yang membuka usaha kue basahnya sejak 2011. Menurut Dwi, sejak bergabung dengan OK OCE omsetnya meningkat sebanyak 10 sampai 25 persen.
"Dari sisi jualan saya mendapatkan jaringan lebih banyak, otomatis teman saya banyak dan omset meningkat, rupiahnya enggak bisa saya sebutkan, yang pasti peningkatannya 10 sampai 25 persen," kata Dwi.
Meski demikian, Dwi mengaku belum memiliki niat untuk mencari pinjaman dari perbankan untuk meningkatkan modal usahanya yang dijalaninya di Jalan Pahlawan, Jakarta Barat dengan nama De Fathir Pasties.
"Belum niat ke bank, dari segi agama kan bunga riba, saya menghindari itu," ucap Dwi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/13/06465861/cerita-mereka-yang-terbantu-program-ok-oce